
Suasana beberapa mahasiswa yang sedang melakukan tap daftar hadir di Gedung Ahmad Saddali Kampus I Unisba pada Jumat, (14/2). (Foto: Damayanti Subarkah/Job).
Suaramahasiswa, Unisba– Universitas Islam Bandung (Unisba) resmi menguji coba Sistem Informasi Tapping Perkuliahan (SITAPE) untuk pengisian daftar hadir kelas perkuliahan pada semester genap di hari Senin, (10/2). Sistem ini dikembangkan secara mandiri oleh pihak yayasan dengan tujuan memetakan data penggunaan kelas dan memvalidasi proses pembelajaran tatap muka.
“Tujuan pertama, untuk memvalidasi pertemuan secara offline, jadi melengkapi sistem absensi yang sekarang. Kedua, untuk mendapatkan pemetaan penggunaan kelas, sehingga lebih optimal dalam penjadwalan kedepannya.” Tutur Kepala Bagian Akademik dan Karir Dosen, Rully Nurhasan Ramadani saat diwawancarai pada Selasa (11/2).
Sebelumnya, absensi dilakukan melalui Sistem Akademik (SIAKAD), namun sistem tersebut kurang efektif dalam memvalidasi kelas yang dilaksanakan secara tatap muka. Maka untuk meningkatkan efektivitas, SITAPE telah dipasang di 85 kelas untuk mendukung proses perkuliahan di jenjang sarjana.
Rully ungkap, efisiensi SITAPE dalam dua hari terakhir menunjukkan hasil yang cukup baik, meskipun belum bisa dipertanggungjawabkan secara statistik. Jumlah tapping yang berhasil dibanding yang gagal mencapai lebih dari 80% bahkan mendekati 90% karena hanya sedikit data kegagalan tapping yang teridentifikasi.
Selain itu, beberapa dosen pun belum terbiasa menggunakan kartu, sehingga efektivitas penggunaan sistem tapping ini masih dalam tahap evaluasi. “Ada juga yang belum terbiasa dengan kartu, lupa kartu, kemudian ada juga belum sampai informasi bahwa ada aplikasi di mahasiswanya. Jadi ini masih belum bisa dilihat seberapa jauh efisiensi penggunaan tapping ini.” Jelasnya.
Universitas membuat langkah antisipasi SITAPE, yakni telah disiapkannya Standard Operating Procedure (SOP) yang mencakup sosialisasi kepada dosen. “Agar tidak terjadi penumpukan di lorong kelas, disosialisasikan kepada dosen untuk mempersilahkan mahasiswa masuk kelas dan melakukan absensi melalui siakad. Jadi kenapa siakad masih bisa diakses.” Ucap Rully.
Adapun sosialisasi SITAPE telah dilakukan kepada Wakil Dekan (Wadek) 1 dan Kepala Program Studi (Kaprodi) untuk kemudian disampaikan ke tingkat Program studi. Sementara itu, sosialisasi bagi mahasiswa masih terbatas melalui media sosial dalam bentuk video tutorial.
Lanjut Rully, di balik pengembangan alat tapping yang dikembangkan secara mandiri ini, Unisba memiliki rencana untuk mengembangkannya sebagai alat efisiensi penggunaan listrik. Maka dari itu kotak Tap dibentuk sedemikian rupa untuk kedepannya dapat ditambah komponen lain, seperti akses ke kunci pintu dan listrik.
“Rencana besarnya adalah alat ini bisa berkembang terus, salah satunya adalah untuk efisiensi penggunaan listrik. Makanya kotak tap dibuat agak besar sehingga kedepannya bisa ditambah-tambah lagi komponen yang lain, misalkan untuk akses ke kunci pintu, kemudian akses ke listrik. Sehingga nantinya ketika kelas tidak dipakai, listrik akan mati,” jelasnya.
Hadid Ramadhani Hermawan, salah satu Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2024 menanggapi bahwa SITAPE dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih rajin mengikuti jadwal perkuliahan. Walaupun begitu, ia mengatakan bahwa terkadang proses tapping ini tidak akurat hingga harus diulang beberapa kali.
“Saya kurang nyaman, karena memang saya mengalami kalo saya waktu ngetap scan qr itu kadang ada yang gagal karena sesuatu yang dikatakan salah atau kurang tepat, saya enggak tau itu apa, dan saya harus ngulang tiga kali.” Ujarnya saat diwawancarai pada Rabu, (12/2).
Selain itu, menurutnya sistem ini tidak dapat secara optimal mengantisipasi mahasiswa yang bolos kelas. Sehingga ia berharap dosen dapat melakukan pengecekan ulang dengan menyebutkan nama mahasiswa secara manual.
Sama halnya dengan Hadid, Fanisa Syifa Satira, salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2022, ungkap bahwa SITAPE belum optimal dan malah menjadi hambatan ketika masuk kelas akibat waktu yang lama. Sehingga Fanisa menyarankan agar sistem tersebut terus ditingkatkan untuk lebih optimal dalam penerapannya.
“Ya diperbaiki di sisfo dan sitape biar enggak lemot dan biar bisa lancar gitu, terus harapan mungkin SITAPE bisa dibuka lebih awal dibanding perkuliahan biar tidak mengganggu karena harus mengisi absen yang di tap gitu,” ucapnya pada Rabu, (12/2).
Lebih lanjut, Rully berharap sistem tersebut terus berkembang menjadi sistem yang lebih stabil serta menjadi dasar bagi sistem penjadwalan di masa depan. Ia pun menginginkan permasalahan SITAPE yang terjadi selama uji coba dapat segera diselesaikan.
Reporter: Violetta Kahyang Lestari Fauzi/Job & Siska Vania/Job
Penulis: Damayanti Subarkah/Job
Editor: Alfira Putri Marcheliana Idris/SM