Rapat koordinasi (Rakor) sebagai bentuk klarifikasi dan evaluasi DAMU pada Sabtu (22/9/2018) di Sekretariat BEMU, Jalan Tamansari No. 1, Kota Bandung. Rakor tersebut dilakukan usai DAMU menerima lembaran kritik. (Sodiq/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Usai menerima lembaran kritik, Dewan Amanat Mahasiswa Unisba (DAMU) menggelar rapat koordinasi pada Sabtu (22/9) di Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Unisba (BEMU), Jalan Tamansari No. 1. Rapat tersebut sebagai bentuk klarifikasi dan evaluasi DAMU. Beberapa poin yang dibahas antara lain eksistensi dan nilai jual DAMU, sumbangan buku, media sosial dan dana ormawa.
Ketua DAM Fakultas Ilmu Komunikasi, Raka Farhan menganggap eksistensi DAMU kurang di mata mahasiswa. Raka juga mengungkapkan, ia pernah meminta anggota DAM Fikom untuk gabung DAMU tetapi tidak ada yang mengamininya. “Nilai jual DAMU kurang,” tuturnya. Selain itu, program sumbangan buku, menurut Raka tidak ditindak lanjuti dengan cepat.
Terkait program sumbangan buku, Ketua DAMU Fauzul Azmi mengatakan sedang memikirkan akses untuk menuju lokasi. “Sekarang kami lagi memikirkan akses menuju lokasi. Lokasinya di Lampung, dari kota menuju desa bisa sampai 12 jam perjalanannya,” ungkapnya.
Sedangkan persoalan media sosial, Komisi B DAMU Rommel beralasan nomor verifikasinya tidak diketahui. Hal itu, lanjut Rommel, terkait dengan kepengurusan sebelumnya. “Media sosialnya untuk membangun eksistensi yang sempat hilang,” ungkapnya. Rommel menambahkan, terkait dana dan inventaris ormawa yang dirasa kurang, bisa menerima lebih sesuai dengan proposal yang diajukan.
Selain itu, Fauzul akan memanfaatkan ruangan kosong di samping Koperasi Mahasiswa (Kopma) untuk rapat ormawa yang tidak memiliki sekretariat. Ia menganggap jika diberikan kepada salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) akan timbul kecemburuan.
Beberapa poin lainnya seperti struktur dan transparansi dana Program Pembinaan Mahasiswa Baru (PPMB) serta Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) memerlukan koordinasi antara DAMU dengan pihak universitas.
Ketua DAM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Zulkarnaen Syarif berharap aspirasi dapat dilaksanakan walaupun tidak semua. Kemudian, ia akan mengadakan rakor kedua untuk melihat progresnya. “Mungkin pertemuan lanjutan untuk melihat progresnya dan mendengarkan tuntutan dari DAM-F yang tidak hadir di rakor pertama,” tutup mahasiswa angkatan 2015. (Ifsani/SM)