Paslon satu Priyo Puji Laksono dan Putri Suci Haruni (Kanan) bersama Mansur Angkotasan dan M. Aldo Yendicoal (kiri) memegang pakta integritas yang telah ditanda tangani di sekretariat BEMU pada Sabtu (24/11/2017). Penandatanganan ini dilakukan seusai proses screening, dalam hasilnya Paslon satu mendapat nilai 82,04 sedang Paslon nomer dua 76,102.
suaramahasiswa.info, Unisba – Agenda Pemilu Presma telah memasuki tahap screening pada Sabtu (24/11). Rangkaian kedua pemilu ini berlangsung di Dapur Aula Unisba dan sekretariat BEM Unisba (BEMU). Materi yang diujikan pada kedua calon ini mengenai BTAQ, kenegaraan, Mahasiswa Perubahan Sosial (MPS), ke-Unisbaan dan Kepemimpinan Manajemen Organisasi (KMO). Nilai hasil tes pun langsung keluar saat kegiatan selesai.
Dari lima materi yang diujikan pasangan calon (Paslon) nomor urut satu memperoleh rata-rata nilai 82,04 sedang Paslon nomer dua 76,102. Diungkapkan oleh kedua calon jika mereka merasa puas di proses screening ini.
Seperti yang diungkapkan oleh Priyo Puji Laksono calon nomor urut satu menurutnya, meski banyak hal yang harus ditingkatkan ia merasa puas dengan hasil hari ini. Ia mengatakan tak menemukan kesulitan dalam materi BTAQ. Namun, agak kesulitan dalam tes (MPS). “Kesulitan ada, karena kita sebelumnya tidak pernah ada di BEMU jadi sulit menjawab MPS. Saya merasa baik dalam materi BTAQ karena saya dari Bompai,” ungkap mahasiswa Fakultas Teknik 2014 itu.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan Mansur Angkotasan calon nomor urut dua, yang merasa puas dalam proses maupun hasil screening. Ia mengatakan jika jawaban yang ia berikan belum memuaskan namun, ia merasa puas dengan nilai yang diberikan. “Yang paling mudah KMO, ke-Indonesiaan, ke-Unisbaan, BTAQ lalu MPS,” terangnya.
Ketua Komisi A DAMU, Arman menanggapi terkait nilai akhir yang diperoleh sore tadi. Menurutnya, proses penilaian yang dilakukan sudah objektif. Ia mengatakan secara kompetensi dan pengetahuan kedua paslon sudah cukup untuk memimpin Unisba ke depan.
Arman menambahkan, jika tiap materi ini dites oleh lima lembaga berbeda yakni Bompai, Menwa, Mapenta, Korps Protokoler dan BEMU. Menurutnya kelima lembaga ini dirasa representatif terhadap materi. “Kalau untuk kompetensi saya rasa harus seorang ahli yang men-screening,”terangnya. (Ressy/SM)