
Tampak luar pembangunan Rumah Sakit Unisba di Jalan Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung pada Sabtu, (10/5). (Foto: Kelvin Rizqi Pratama/SM).
Suaramahasiswa.info, Unisba-Pada tahun 2022 Universitas Islam Bandung (Unisba) secara resmi memulai pembangunan Rumah Sakit Umum (RSU) di Jalan Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung. Sekretaris Badan Pengurus Yayasan Unisba, Asep Ramdan Hidayat mengungkapkan pada Sabtu, (10/5) bahwa rencananya bangunan RS ini akan rampung secara fisik di 2025 dan akan beroperasi tahun 2027.
“Kalau 2025 bulan Agustus fasad beres, maka pembangunan itu seolah-olah selesai dari sisi fisik. Tapi kalau pertanyaannya operasional–operasional itu target kita di 2027.” Jelas Asep saat diwawancarai pada Selasa, (13/5).
Perkembangan Pembangunan RS Unisba
Manajer Pembangunan RS Unisba yaitu Nay Iskandar Syah menjelaskan bahwa RS ini akan memiliki sembilan lantai. Di antaranya, lantai satu sampai tujuh digunakan untuk rawat inap. Lalu lantai delapan sampai sembilan untuk gedung Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) serta ruang diskusi. RS juga akan menyediakan fasilitas lain di luar gedung yakni masjid, kantin, perumahan untuk dokter, dan ruang serba guna.
Selanjutnya Nay mengatakan bahwa pembangunan ini akan melalui tiga tahap yang terdiri dari 1A, 1B, dan 1C. Pembangunan 1A meliputi perencanaan, perizinan, pengukuran, cut and fill, pemagaran, pembuatan jalan, dan tahap pengerjaan struktur. Tahap 1B fokus pada pembangunan proyek gedung seperti penempelan fasad, pengecatan, dan pemasangan kaca. Sedangkan, tahap 1C pembangunan interior gedung.
“Satu september ini harus dari keluar kelihatan saja. Diusahakan dari luar udah keliatan bagus. Ini dulu aja gedung rumah sakit dulu.” Ujar Nay saat diwawancarai pada Sabtu, (10/5).
Menurut Koordinator Pengawas Proyek, Isna mengatakan bahwa pembangunan IC belum dilakukan. Sedangkan tahap IA sudah 86% dan 1B capai 67%.
Asep mengatakan bahwa anggaran untuk pembangunan RSU ini mencapai kisaran angka 250 Miliar. “Ya, prediksi biaya di 250-an lah, kisaran itu lah. Tapi itu mah angka ideal sampai tadi sampai beres semua operasional kita Insyaallah efisien lah pembangunannya ini karena kita waklu lah, bangun sendiri supaya efisien,” ungkapnya.
Anggaran tersebut mencakup pembangunan RS seluas enam hektar lahan yang akan dibangun menjadi pembangunan jalan dua hektar, Gedung RS dua hektar, dan sisany untuk pembangunan gedung perkuliahan. Kedepannya bahkan Asep ungkap bahwa tidak menutup kemungkinan RS ini berubah dari RS Umum menjadi Rumah Sakit Pendidikan (RSP).
Diketahui bahwa pembangunan RS sendiri memiliki berbagai ketentuan tertentu yang mesti dipenuhi. Sehingga operasional yang dimaksud yaitu meliputi pengadaan fasilitas tenaga medis yang memadai sesuai standar dari departemen kesehatan. Selain itu juga akan ada alat-alat kesehatan yang lebih lengkap dibanding RS lain pada umumnya yaitu hemodialisa atau cuci darah.
Kendala Pembangunan RS Unisba
Asep mengungkapkan bahwa pembangunan RS ini sempat mengalami kendala. Pembangunan RS Unisba yang awalnya ingin didirikan di Kota Bandung, terkendala larangan Penanggung Jawab (PJ) Wali Kota Bandung pada saat itu. Sehingga dari 25 lokasi yang disurvey, Unisba menetapkan membeli tanah di daerah Nagreg.
“Kenapa tidak di Kota Bandung, karena waktu itu ada moratorium (Peraturan ketat tentang pembangunan gedung, Red) tidak diperkenankan mendirikan RSU kecuali rumah sakit khusus jadi spesialis penyakit tertentu, nah kita pinginnya RSU itu, nah RSU ya untuk masyarakat umum saja.” Pungkasnya.
Kendala lainnya menurut Asep berasal dari internal maupun eksternal. Kendala internal yakni anggaran yang terbatas dan eksternal seperti perizinan pembangunan. Namun, hal ini sudah diatasi oleh pihak Unisba.
Sedangkan Nay mengaku sempat mengalami kendala karena cuaca tidak menentu seperti hujan yang turun terus menerus hingga mengganggu proses pembangunan. Tetapi, setelah berjalannya waktu hal itu pun sudah bisa terselesaikan.
Asep pun berharap, pembangunan RSU segera selesai agar lebih cepat mewujudkan cita-cita leluhur Unisba yang menginginkan RS. Selain itu, ia ingin pembangunan RS bisa berjalan dengan lancar.
Menyoal RS Unisba dari Sudut Mahasiswa
Salah satu Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Unisba angkatan 2023, Qaanaya Nurfadila Umrah Afrizan mengatakan bahwa pembangunan RS ini akan sangat menguntungkan khususnya bagi mahasiswa FK yang akan menjadi Co-Assistant dan juga membantu meningkatkan akreditasi FK.
Ia pun berharap dengan adanya RS ini dapat mempermudah mahasiswa FK dalam pembelajaran dan penelitian. “Buat yang di tahap profesi ataupun di tahap yang sarjananya, kita tuh bisa lebih dapat ilmunya tuh lebih mudah gitu. Kayak misalnya, contoh kasusnya kan kita biasanya selama ini ngambil dari RS mitra, ini kan kita punya RS sendiri jadi kayak lebih mudah gitu,” ucapnya saat diwawancarai pada Sabtu, (10/5).
Senada dengan Qaanaya, Mahasiswa FK Unisba lainnya dari angkatan 2024, Muhammad Sulthan Rasikh Priyadi memandang bahwa pembangunan RS dapat membantu mahasiswa FK dalam praktik klinik serta membantu sekitar RS. Selain itu, ia mengharapkan pembangunan RS bisa cepat selesai agar segera bisa digunakan.
“Harapannya sih bisa berjalan lancar dan pembangunannya juga bisa selesai tepat waktu, bisa juga dipakai sebagai sarana buat kita,” harapnya saat diwawancarai pada Sabtu, (10/5).
Reporter: Adelia Nanda Maulana/SM, Dandi Pangestu Rusyanadi/SM, & Kelvin Rizqi Pratama/SM
Penulis: Violetta Kahyang Lestari Fauzi/SM
Editor: Sopia Nopita/SM