Suasana Kongres Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) Periode 2021/2022 yang diselenggarakan secara hybrid pada Jumat hingga Minggu, (20-22/10/2023). (Foto: Tangkapan Layar Suara Mahasiswa)
Suaramahasiswa.info, Unisba— Kongres Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) Periode 2021/2022 diselenggarakan secara hybrid pada Jumat hingga Minggu, (20-22/10/2023). Acara ini sempat alami beberapa keterlambatan dan penundaan akibat kurangnya persiapan pihak penyelenggara.
Demisioner Ketua Dewan Amanat Mahasiswa (DAM) Unisba (DAMU), Muhammad Rafie Aziz menjelaskan jika pelaksanaan kongres secara hybrid ini merupakan hasil Rapat Koordinasi (Rakor) antara DAMU dengan DAM Fakultas (DAMF) pada Selasa, (16/10). Menurutnya putusan tersebut diambil dengan pertimbangan keamanan kongres supaya tidak terjadi kerusuhan seperti di Pemira sebelumnya.
Berdasarkan pantauan Suara Mahasiswa, pelaksanaan hari pertama kongres dibuka pada Jumat (20/10) pukul 09.00 WIB dan dan ditunda sekitar pukul 11.00 WIB. Berdasarkan susunan acara, kegiatan seharusnya dilanjutkan pada pukul 16.45 WIB. Namun, hingga keesokan harinya kongres tidak dilanjutkan dan dilaksanakan kembali pukul 14.30 WIB pada Sabtu, (21/10).
Rafie menuturkan bahwa kongres hari pertama ditunda karena ketidaksiapan panitia penyelenggara. “Secara konsepan Alhamdulillah matang, cuma mungkin di hari-H nya aja karena panitia ada acaranya sendiri dan laporan ada yang kelas dan segala rupa dan waktu di hari biasa seperti itu kita juga sulit untuk mengusahakan surat dispen,” tutur Rafie pada Sabtu, (21/10).
Ketua Pelaksana Kongres, Asyqar Ramadhika Putra, menambahkan alasan penundaan hari pertama kongres karena kendala dari beberapa divisi kepanitiaan, jaringan yang bermasalah, dan lokasi penyelenggaraan. “Kongresnya hybrid, jadi kita mengundang Badan Eksekutif Mahasiswa Unisba (BEMU) dan DAMU juga dan tempatnya itu baru dapet Sabtu, (21/10),” jelas Asyqar pada Minggu, (22/10).
Pada hari kedua pukul 11.00 WIB panitia penyelenggara memberikan informasi di Grup Whatsapp Kongres KBMU dengan mengatakan bahwa kongres akan dilanjutkan pukul 13.00 WIB. Lagi-lagi acara mengalami keterlambatan dan dimulai sekitar pukul 15.00 WIB dengan melanjutkan pembacaan tata tertib kongres.
Asyqar mengatakan bahwa acara kongres terlambat dilaksanakan pada hari kedua karena masih terkendala jaringan internet. Setelah itu kongres berjalan hingga pukul 22.20 WIB lalu ditunda hingga keesokan harinya pukul 13.00 WIB, Minggu, (22/10). “Hari kedua pas udah dapat tempat ternyata fasilitasnya ada masalah wifi itulah makanya pending dulu sampai sekitar jam 3-an,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan Suara Mahasiswa, kongres hari ketiga yang seharusnya dimulai pukul 13.00 WIB mengalami keterlambatan sampai pukul 17.20 WIB. Menurut keterangan Asyqar, hal tersebut karena Presidium 1 yang tidak kunjung hadir. “Kalau hari ketiga kita menunggu keputusan presidium satu soalnya kalau sudah ada keputusan presidium satu ya ke kitanya juga enak,” tutur Asyqar.
Beberapa Organisasi Mahasiswa (Ormawa) mengeluhkan pelaksanaan kongres kurang efektif. Direktur Koperasi Mahasiswa (Kopma) Unisba, Zakiyah Hayati, mengatakan jika pelaksanaan secara dalam jaringan (daring) menyebabkan jumlah partisipan dan keaktifan quorum menjadi kurang. Menurutnya, pihak panitia minim koordinasi dengan seluruh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Unisba.
“Menurut aku partisipan kurang fokus karena sambil melakukan hal lain, coba aja kalau dilaksanakan secara offline, disusun dan berkoordinasi dengan ormawa mayoritas bisa hadir kapan, bukan hanya sekedar langsung mengirimkan surat undangan tanpa koordinasi awal. Apalagi ditunda terus kaya gitu, kan jadi tidak aktif dan tidak efisien,” ungkap Zakiyah pada Sabtu, (21/10)
Senada dengan Zakiyah, Manisha Almira Nashafa selaku Hubungan Masyarakat Unisba Nihon Kyoukai (UNK) mengeluhkan banyaknya pending dalam kegiatan tersebut menyebabkan sidang tidak berjalan dengan efektif. “Karena di-pending terus aku rasa jadi kurang efektif, untuk orang yang punya kesibukan lain juga jadi bingung mau ninggalin tapi belum beres juga,” tutur Manisha saat diwawancara pada Sabtu, (21/10).
Reporter: Nabil Fadilah, Adelia Nanda Maulana, & Farhan Anfasa Hidayat/SM
Penulis: Adelia Nanda Maulana/SM
Editor: Melani Sri Intan/SM