
Jude Jefferson Nonis (kiri), salah seorang pemateri Brand digital sedang menyampaikan materi dalam seminar yang diadakan Keluarga Mahasiswa Manajemen Komunikasi (KMMK) didampingi oleh Zulfebriges (kanan) selaku moderator, Jumat (20/12). (dok. KMMK)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Keluarga Mahasiswa Manajemen Komunikasi (KMMK) Universitas Islam Bandung (Unisba) bekerja sama dengan Mix Marketing menyelenggarakan seminar ‘Brand Digital’ di aula Unisba, pada Jumat siang (20/12).
Acara ini merupakan salah satu rutinitas KMMK yang bekerjasama dengan beberapa perusahaan-perusahaan. Mengusung tema ‘Cara Merek-Merek Besar Mencapai Sukses di Ranah Digital’ seminar yang dihadiri oleh para perwakilan dari tiap perusahaan ini memperbincangkan tentang cara meraih kesuksesan dari sisi usage, image dan financial advantage. Selain itu, pembicara juga membahas perlu atau tidaknya teknik-teknik canggih, ide-ide spektakuler atau biaya komunikasi dalam Brand Digital.
Ketua Pelaksana Acara Akbar Alfi Dwiyanuar (21) mengatakan, pihak Mix Marketing menghadirkan pembicara seminar sementara pihak KMMK hanya menyediakan tempat. Saat ditanya soal manfaat yang didapatkan, ia mengatakan manfaat itu bisa menambah wawasan dan bukan hanya menemukan hal-hal baru, tetapi juga bisa mengenal orang-orang yang lebih berpengalaman dibidang Brand Digital. “Kalau dari manfaatnya sih banyak yang bisa didapat, dari lebih berwawasan, ketemu hal-hal baru, dan bisa kenal sama orang-orang yang emang sudah sukses dibidangnya dan kita bisa jadi tahu tentang sistem-sistemnya.”ujar Akbar.
Kegiatan ini pun disambut positif oleh peserta seminar yang dihadiri sekitar 70 peserta. Fitri Rohimah (21) mengungkapkan, sebagian materi seminar ini adalah bahan untuk ujian akhir semester nanti ”Pengen ikutan seminar ini, karena memang apa yang dibahasnya bagus dan memang ada materi-materi buat ujian nanti,” tutur Fitri Rohimah (21) Mahasiswi manajemen komunikasi ini. Ia juga mengungkapkan, tidak hanya mendapatkan ilmu yang berkaitan dengan mata kuliah saja, namun bisa mendapatkan pengalaman orang lain untuk membuka bisnis tentang brand-brand.
Berbeda dengan Dipo Trinanda(19), menurutnya, pemateri seminar tersebut menggunakan bahasa Indonesia yang kurang dimengerti sehingga ia merasa kurang paham mengenai beberapa materi yang disampaikan. Namun, Ia pun mengakui, menjadi mengetahui jika ingin membuat brand bukan hanya ke kreatifan yang dibutuhkan, tetapi, kepengetahuan tentang kemajuan teknologi pun dibutuhkan. Ia pun berencana ingin membuat bisnis makanan yang ditawarkan melalui online shop.
Beberapa peserta seminar berharap dengan adanya seminar seperti ini, seluruh mahasiswa di seluruh Indonesia dapat memanfaatkan dengan positif serta berhati-hati dalam menanggapi bertambah canggihnya teknologi zaman sekarang. Ketua pelaksana Akbar (21) pun mengharapkan, seminar ini akan terus diadakan dan lebih baik dibandingkan sebelumnya. “Harapan dari saya pribadi sih semoga tahun depan ada seminar ini lagi bukan hanya bagus tapi juga gokil.” Harap dan tutup Akbar yang juga mahasiswa Mankom 2010. (Salma Nisrina dan Nahjul / Jobs)