Suasana rapat koordinasi kedua perihal renovasi kantin deret (Kander) bersama Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) dengan Pedagang kaki lima (PKL) Kander di Gedung Student Center (SC). (Foto: Muhammad Khaira Faiq/SM )
Suaramahasiswa.info, Unisba – Universitas Islam Bandung (Unisba) akan melakukan penataan kembali kantin deret (Kander) agar area sekitar kampus tidak tampak kumuh. Pada Jumat (17/9) pihak universitas mengundang pedagang kaki lima (PKL) pada rapat koordinasi (rakor) pertama untuk menunjukan prototipe desain kantin. Kemudian kembali melaksanakan rakor kedua sekaligus sosialisasi terkait sistem pembiayaan di gedung Student Centre (SC) pada Senin (20/9).
Namun, pada rakor kedua PKL Kander merasa keberatan jika harus mengeluarkan biaya dalam proses peremajaan. Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor (Warek) II, Atih Rohaeti mengatakan pihak universitas melakukan penataan kembali Kander menggunakan sistem kemitraan dengan PKL, sehingga biaya tidak sepenuhnya ditanggung pihak universitas.
“Konsepnya bukan kita mengerjakan semua lalu pedagang hanya terima beres. Saya ingin membangun kesadaran sense belonging, kesadaran tanggung jawab, dan kesadaran untuk menjaga barangnya dan lingkungan sekitar,” jelasnya saat diwawancarai pada Senin (20/9).
Ia menjelaskan bahwa peremajaan tersebut meliputi pembaruan lantai, atap, meja, kursi, gerobak, dan juga wastafel. Kemudian biaya pembuatan lantai dan atap akan ditanggung oleh pihak universitas, sedangkan sisanya akan ditanggung bersama oleh pihak universitas dan PKL.
Menurutnya sistem tersebut dapat membuat pedagang lebih merasa bertanggung jawab atas properti yang mereka miliki. “Jangan sampai seperti tahun lalu diberi gerobak gratis atau dibuatkan fasilitas yang bisa dicicil, tapi faktanya tidak dicicil. Sehingga rasa memilikinya kurang akhirnya tidak terpelihara juga,” tambahnya.
Dalam hal ini beberapa pedagang merasa keberatan jika harus mengeluarkan biaya untuk peremajaan gerobak. Namun Atih mengatakan untuk peremajaan gerobak bukan hal yang mutlak selama kondisi gerobak masih bagus, sehingga tidak perlu diganti.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Badan Eksekutif Mahasiswa Unisba (BEMU), Bintang Raihan ingin menemukan jalan tengah supaya PKL tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk tetap berjualan layak. “kalau misalnya hanya ada beberapa hal yang bisa ditanggung universitas, maka kita cari siapa yang bisa menanggung biaya yang tidak ditanggung universitas.” jelasnya saat ditemui pada Sabtu (18/9).
Selain terkait peremajaan, tanah yang saat ini ditempati oleh PKL diketahui milik Pemerintah Daerah (Pemda) sehingga seharusnya kegiatan berjualan tidak bisa dilakukan di sana. Atih mengatakan para pedagang harus siap bertanggung jawab atas risiko dibersihkannya tempat tersebut. Namun demikian, ia tetap melakukan koordinasi dengan pihak Pemda Kota Bandung.
Terkait waktu renovasi belum memiliki tanggal pasti sebab menurut Ketua Pusat Pengembangan Teknologi dan Lingkungan Hidup (P2TLH), Lisnur Wachidah masih ada beberapa masukan dari pedagang yang perlu dipertimbangkan. “belum bisa dipastikan akan ada rapat koordinasi lagi dengan perwakilan pedagang atau tidak. Nanti kita lihat kedepannya karena Bu Warek II sudah ada jadwal, jadi kita ikuti sesuai dengan jadwal yang Ibu Warek II tentukan,” ujarnya.
Salah satu pedagang kander, Kristin mengatakan setuju dengan adanya peremajaan ini agar kawasan sekitar Unisba lebih terlihat bersih. Namun, Ia berharap pihak universitas memberikan solusi tempat berjualan ketika penataan tersebut sedang berlangsung.
Pewarta: Tsabit Aqdam Fidzikrillah & Putri Mutia Rahman
Penulis: Muhammad Khaira Faiq
Editor: Sophia Latamaniskha