Ilustrasi mahasiswa berprestasi yang lulus dari Universitas Islam Bandung (Unisba). (Ilustrasi: Tsabit Aqdam Fidzikrillah/SM)
Suaramahasiswa.info, Unsba – Pada pelaksanaan Wisuda gelombang II Universitas Islam Bandung (Unisba) yang diselenggarakan pada Minggu (28/8) lalu, terdapat dua mahasiswa berprestasi. Keduanya mempunyai motivasi yang sangat tinggi untuk mencari ilmu serta meraih pendidikan di perguruan tinggi dengan pelbagai kesulitan.
Suara Mahasiswa berkesempatan menemui Ahmad Faisal, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang berhasil mendapatkan gelar sarjana serta memperoleh predikat cum laude dengan IPK 3,59. Secara sekilas kisah Faisal agar bisa mengenyam pendidikan memang terlihat lazim, namun jiwa pantang menyerah untuk dapat berkuliah Faisal dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa.
Sebagai mahasiswa rantau asal Tasikmalaya, Ia bercerita tentang kisah perjuangannya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Bandung, mulai dari bekerja sebagai tukang sablon, penjaga toko hingga menjadi petugas keamanan di Unisba.
“Ketika menjadi satpam di tahun 2017 itu saya sambil mencari informasi beasiswa yang ada di Unisba dan alhamdulillah akhirnya saya mendapatkan beasiswa penuh dari Baitul Maal hingga bisa lulus sampai sekarang.” Ungkap Faisal sambil tersenyum lega.
Semasa berkuliah, dirinya bermukim di Masjid Al-Asy’ari Unisba selama 2 tahun. Selain karena merupakan salah satu anggota DKM Al-asy’ari, hal tersebut diputuskan Faisal untuk menghemat biaya kost selama menjadi mahasiswa rantau. Pekerjaan sampingan sebagai penjaga toko pun dilakoninya pada akhir pekan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Faisal berpandangan bahwa pendidikan memang sudah seharusnya diperjuangkan oleh generasi muda agar bisa memberikan perubahan bagi pribadi, keluarga dan masyarakat sekitar dari ilmu-ilmu yang telah didapatkan.
“Menurut saya ilmu itu seperti cahaya, karena dengan ilmu kita bisa diakui oleh masyarakat, dan dalam dunia perkuliahan kan ilmu dan pengalaman yang didapat akan berbeda dengan yang tidak duduk di bangku kuliah.” Ujar pria yang pernah menjuarai lomba pencak silat.
Kedepannya, Faisal bertekad untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S2. Ia pun berharap agar generasi muda saat ini dapat membuktikan dan meraih keinginannya dengan aksi yang nyata bukan hanya sekadar angan belaka.
Selain Faisal, ada juga Malisya Desilian Triningrum, mahasiswa Kedokteran yang masuk sebagai wisudawan termuda di usia 20 tahun. Di usia 16 tahun dirinya sudah merasakan berbagai hal dalam menjalani masa perkuliahan, mulai dari rasa ragu terhadap jurusan yang dipilih sampai merasa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.
“Kadang suka ngerasa capek dan bosan sama alur perkuliahan yang sering ujian terus di setiap bulannya, jadi harus tetep jaga semangatnya biar stabil.” Ungkap Malisya.
Malisya bercerita saat proses pembelajaran pun selalu merasakan ketegasan dari para dosen, hal itu membuat dirinya menjadi disiplin dalam belajar. Ia mengaku sampai merasa kesulitan untuk meluangkan waktu dan bermain bersama teman se-usianya.
Ia menganggap bahwa ilmu memang sudah seharusnya diutamakan dan dicari oleh setiap manusia khususnya generasi muda agar bisa membawa perubahan bagi bangsa. Dirinya pun teringat perkataan Soekarno tentang kehancuran suatu bangsa. “Bung Hatta aja bilang kalau kita pengen menghancurkan suatu bangsa ya hancurkan pemudanya.”
Dengan keutamaan ilmu tersebut, harapannya semoga generasi muda bisa terus bermimpi dan memperjuangkannya. Selain itu, Ia pun berpesan agar selalu melibatkan Allah sebagai pemilik segala sesuatu dalam setiap usaha yang dilakukan.
Reporter: Melani Sri Intan & Farhan Anfasa Hidayat
Penulis: Melani Sri Intan
Editor: Tsabit Aqdam Fidzikrillah