Potret tupukan sampah di wall climbing yang sedang diangkut oleh petugas Dinas Kebersihan Kota Bandung pada Kamis (26/01). (Nabil Fadilah/Job)
Suaramahasiswa.info, Unisba- Tidak tersedianya Tempat Penampungan Sementara (TPS) di lingkungan Universitas Islam Bandung (Unisba) mengakibatkan seluruh sampah yang dihasilkan disimpan di area climbing wall, Jalan Tamansari No. 1, Kota Bandung. Namun, penyimpanan tersebut menghasilkan aroma tidak sedap bagi beberapa ruangan yang berada di Gedung Haji Ahmad Sadali, lebih tepatnya di Sekretariat Organisasi Mahasiswa (Ormawa).
Hal ini ditanggapi langsung oleh Kepala Seksi Kebersihan dan Estetika Unisba, Mastur menjelaskan penyimpanan sampah di climbing wall karena tidak adanya TPS di Unisba. Akhirnya, tempat tersebut dijadikan sebagai tempat penyimpanan sementara karena memiliki area yang cukup luas dan strategis.
“Sebelumnya Unisba pernah melakukan kerjasama dengan Rukun Warga (RW) Tamansari dalam pengelolaan sampah, namun sejak tahun 2019 seluruh sampah Unisba langsung ditarik oleh Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Bandung karena sampah yang dihasilkan melebihi batas maksimal volumenya, jadi RW setempat tidak menerima kerjasama lagi.” Jelasnya saat diwawancarai pada Kamis (26/01).
Mastur melanjutkan, dalam satu pekan Unisba menghasilkan sekitar enam sampai tujuh ton sampah yang dikumpulkan dari Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Pascasarjana, Kedokteran, Dekanat, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM), dan Yayasan Unisba. Kemudian pengumpulan sampah tersebut akan ditarik oleh Dinas Kebersihan pemerintah Kota Bandung pada hari Senin dan Kamis malam.
Meski begitu, pihak kebersihan Unisba sudah mengajukan rencana untuk bekerja sama kembali dengan RW setempat agar lingkungan Unisba di Tamansari tetap terjaga keindahannya dan tidak terlihat kumuh. Namun, menurutnya rencana tersebut masih belum mendapat respon dari pihak pimpinan kampus.
Adapun terkait hal tersebut, Suara Mahasiswa telah menghubungi pihak kampus yang berwenang. Namun, pihak berwenang tidak ingin diwawancarai perihal penyediaan TPS di Unisba.
Dengan dikumpulkannya sampah di area climbing wall, beberapa sekretariat Organisasi Mahasiswa (Ormawa) merasa terganggu dengan aroma yang dihasilkan dari tumpukan sampah tersebut. Salah satunya ketua Lingkungan Seni Budaya Sunda (LSBS), Candra Kirana merasa sangat terganggu dengan aroma dan penyimpanan sampah di area tersebut.
“Sebagai kampus yang terakreditasi unggul seharusnya kebersihan itu menjadi perhatian utama ya, karena kalau disimpan disitu kan gak enak juga kalau ada tamu masuk first impressionnya adalah sampah.” Tuturnya saat diwawancarai di depan sekretariat LSBS pada Kamis (26/01).
Senada dengan Candra, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Syariah, Adhitya Yudha pun mengomentari penyimpanan sampah di area climbing wall sangatlah tidak etis karena tempat tersebut juga digunakan sebagai tempat parkir dan tempat latihan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapenta).
Reporter: Fikri Fadilah/Job
Penulis: Fikri Fadilah/Job
Editor: Melani Sri Intan/SM