Seorang mahasiswa fakultas Syariah Universitas Islam Bandung (Unisba) sedang melihat papan pengumuman pembatalan jadwal SA di Jalan Ranggamalela No.08 pada Selasa (18/7/2017). Pelaksaan Semester Antara (SA) di Universitas Islam Bandung (Unisba) menerapkan sistem pembatalan mata kuliah. Dari beberapa fakultas yang memberlakukan pembatalan, secara umum tidak terpenuhinya kuota kelas SA menjadi alasan pembatalan.
Suaramhasiswa.info, Unisba- Pelaksanaan Semester Antara (SA) di Universitas Islam Bandung (Unisba) pada 17/7 sampai 11/8, menerapkan pembatalan mata kuliah. Dari sepuluh fakultas, terdaftar hanya Syariah, Teknik, Ilmu Komunikasi dan Psikologi yang mengatakan jika mereka melaksanakan sistem pembatalan. Secara umum, hal ini dilakukan karena kuota mahasiswa di setiap kelasnya tidak terpenuhi.
Berdasarkan surat edaran Unisba terkait batas minimal lima belas mahasiswa dalam kelas SA. Ketua Seksi (Kasie) akademik Psikologi Ali Mubarak menjelaskan, fakultasnya memiliki batas minimal sepuluh mahasiswa tiap kelas. Jika kelas dibatalkan, mahasiswanya bisa mengganti dengan mata kuliah lain. “Syaratnya mata kuliah pengganti dalam waktu yang sama. Jika tidak ingin diganti atau batal maka uanganya akan dikembalikan,” terangnya saat ditemui pada Selasa (18/7).
Sekretaris program studi (Prodi) Teknik Industri (TI), Eri Achiraeniwati menyatakan jika di fakultasnya pun melakukan pembatalan kelas SA, hal itu karena bentuk apresiasi kepada dosen. TI memiliki batas minimal lima mahasiswa per mata kuliah. “Awalnya 15 orang, karena melihat kondisi yang mendaftar kurang dan percepatan kelulusan yang harus tepat waktu makanya batas kuota dikurangi,” ujarnya.
Berbeda, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) justru tidak meberlakukan kebijakan pembatasan kuota minimal. Mereka tetap akan mengadakan kelas SA berapapun mahasiswanya. Salah satu alasannya, FEB akan melakukan penggantian kurikulum. Beberapa mata kuliah akan dihapus tahun depan dan hanya bisa diselesaikan mahasiswa dalam tahun ajaran 2016-2017. Hal ini dipaparkan oleh Kasie Akademik FEB, Nono Sugiono.
“SA ini jadi ajang mahasiswa untuk memperbaiki nilai yang kurang. Jadi kita akan buka kesempatan bagi mereka berapapun jumlahnya. Karena kasian kan kalau dibatalkan,” tambah Nono saat ditemui diruangannya.
Kasie Akademik matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA) menerangkan, beberapa prodi di fakultasnya tidak menerapkan sistem pembatalan SA, dikarenakan tidak adanya batas minimal. Ia menyebutkan jika hanya prodi farmasi yang memiliki kuota minimal mahasiswa. “ Di Farmasi ada kuota minimal lima orang untuk satu kelas SA. Terhitung hanya satu mata kuliah yang dibatalkan pada SA tahun ini,” ungkapnya. (Puteri/SM)