Ilustrasi dua mahasiswa berprestasi pada Wisuda Gelombang Satu Universitas Islam Bandung (Unisba) Tahun Akademik 2022-2023. (Ilustrasi: Muhammad Irfan/SM)
Suaramahasiswa.info, unisba- Kemeriahan acara wisuda Universitas Islam Bandung (Unisba) gelombang satu Tahun Akademik 2022-2023 pada Sabtu hingga Minggu (25-26/02) lalu tidak luput dari sederet catatan pencapaian mahasiswa berprestasi. Dari acara tersebut, Unisba telah melantik dua mahasiswa berprestasi, mulai dari wisudawan tercepat hingga termuda.
Tercatat salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) angkatan 2019, Muhammad Jovi Desanto dinobatkan sebagai wisudawan dengan waktu studi yang singkat. Ia berhasil menempuh pendidikan S1 dalam waktu tiga tahun tiga bulan. Ia mengatakan jika pencapaian ini memang sudah direncanakan sejak pertama kali menduduki bangku kuliah.
“Karena dari awal saya sudah planning untuk lulus kurang dari empat tahun, jadi dari awal masuk saya sudah mengikuti semester antara, mengambil mata kuliah semester atas dan mata kuliah bersyarat duluan daripada temen-temen yang lain.” Ungkap Jovi saat diwawancarai melalui telepon WhatsApp pada Sabtu (25/02).
Walaupun lulus cepat, semasa berkuliah Jovi tetap aktif berorganisasi di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fikom. Ia selalu merasa bersyukur, sebab walaupun aktif berorganisasi ia tetap berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yaitu 3,84 dengan predikat cumlaude.
“Meskipun diluar sana banyak yang bilang ikut organisasi itu jadi penghambat lulus tepat waktu, tapi menurut saya justru organisasi itu sebagai penunjang dan obat ketika saya penat sama tugas-tugas kuliah, dan sejauh ini mata kuliah saya alhamdulillah aman gaada yang bermasalah.”
Pencapaiannya untuk bisa lulus cepat ini, bukan berarti tanpa perjuangan. Ia juga perlu melatih manajemen waktu agar bisa tetap memenuhi tanggung jawabnya sebagai mahasiswa dan organisatoris.
Selain Jovi, ada juga Muhammad Arkan Bastian, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) angkatan 2019 yang menjadi wisudawan termuda dan berhasil lulus di usia 20 tahun dengan meraih IPK 3,55 hingga predikat cumlaude. Salah satu alasan mengapa ia dapat lulus di usia yang relatif muda karena ia pernah mengikuti program akselerasi saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Ketika pandemi dan pembelajaran dilakukan secara dalam jaringan (Daring) cara belajar saya sempat hancur dan IPK juga turun, tapi setelah semester tiga keatas saya sudah menemukan cara belajar baru. Alhamdulillah IPK terus naik dan bisa lulus cumlaude.” Jelas Arkan saat ditemui di Gedung FK pada Minggu (26/02).
Ia pun bercerita saat pertama kali memasuki bangku kuliah sempat kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Namun, pendidikan karakter yang diterapkan di Fakultasnya menjadikan dirinya lebih kuat dalam menghadapi permasalahan.
“Mungkin karena semenjak ospek kita selalu dilatih untuk kompak sama temen-temen, jadi ketika belajar pun ya kita semua saling bantu aja, mulai bantu tugas-tugas kuliah sampai ngebantu dalam pengerjaan skripsi.”
Sama seperti Jovi, Ia juga aktif mengikuti setiap kepanitiaan yang diadakan di Fakultasnya. Ia merasa dengan berorganisasi dan beraktivitas di kampus dapat meningkatkan rasa percaya diri dan menambah relasi.
“Waktu di semester awal saya enggak ikut organisasi karena enggak percaya diri buat masuk ke lingkupnya, tapi ketika di semester lima saya mulai ikut dan ternyata bisa lebih percaya diri dan leluasa ketika berbicara dengan orang-orang.”
Meski mengikuti organisasi, mereka tetap mampu dan berusaha bertanggung jawab untuk menyelesaikan perkuliahan dan lulus tepat waktu. Disamping itu tentunya mereka memperoleh IPK yang memuaskan.
Reporter: Melani Sri Intan
Penulis: Melani Sri Intan
Editor: Muhammad Irfan