
Dosen Angkat Bicara Soal Krisis Kepemimpinan
Suaramahasiswa.info, Unisba – Molornya pelaksanaan pemilu dan krisis kepemimpinan di kalangan mahasiswa Unisba tidak hanya menjadi perhatian mahasiswa saja. Dosen pun mulai angkat bicara perihal masalah ini.
Melihat mahasiswa yang kurang peduli terhadap keadaan ini, Yuhka Sundaya, Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi hampir pada kesimpulan bahwa BEM sudah tidak dibutuhkan mahasiswa. “BEMU menurut saya mati. Pelaksanaan kongres nanti adalah suatu momentum untuk memformat ulang tatanan organisasi mereka,” ujarnya saat ditemui Suara Mahasiswa diruang Wakil Dekan I Ekonomi.
Yuhka pun berpendapat bahwa ada kekuatan yang sengaja mematikan potensi mahasiswa, sehingga menggeser perilaku altruisme menjadi individualistik. Namun kekuatan itu sendiri masih dipertanyakan, apakah kekuatan kekuasaan atau kekuatan dominasi lingkungan. “Harus ditanyakan dulu kepada mahasiswa, apakah masih menganggap penting organisasi? Jika merasa penting, ya perbaiki. Jika tidak merasa penting, ya jangan jadi mahasiswa. Karena, aktif adalah ciri dari mahasiswa,” ungkapnya.
Ada tiga hal yang terkandung dalam UU Pendidikan 2012, yaitu kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan. Namun hal tersebut tidak melembaga di kalangan mahasiswa, sehingga tidak memberikan energi kepada mahasiswa untuk membuka kacamatanya bahwa di luar sana terdapat banyak permasalahan.
Akan terjadi beberapa kerugian jika DAMU dan BEMU dibekukan. Pertama, mahasiswa tidak bisa memanfaatkan kekuatan pada organisasi nasional. Kedua, kehilangan kesempatan berinteraksi dengan lembaga lain. Ketiga, akan semakin tebal cap ‘individualistik’ terhadap mahasiswa Unisba. Keempat, tidak akan tertanamnya karakteristik mujahid, mujtahid, dan mujaddid.
Kriteria pemimpin yang kritis, peka terhadap lingkungan, pekerja keras, dan rajin membaca pun diharapkan oleh Yuhka. “Seharusnya dinamika kampus itu dikendalikan oleh mahasiswa, bukan oleh pimpinan kampus. Karena jika diatur oleh pimpinan kampus, maka mahasiswa akan seperti zombie, jalan tapi tidak berpikir,” papar Yuhka. (Desyane/SM)