Diakhir jumpa pers, Taufik Boesoiri menjawab sejumlah pertanyaan pewarta yang tidak sempat diajukan prosesi pres conference, pada Selasa siang (8/3). Pres conference ini adalah pernyataan resmi Unisba terkait dugaan keterlibatan alumnusnya di jaringan millitan ISIS. (N. Istihsan/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Taufik Boesoiri menegaskan atas dugaan keterlibatan Alumni Unisba pada jaringan militan ISIS, sudah bukan lagi tanggung jawab instansi yang dipipimpinnya. Pasalnya, Rudi Jaelani sudah menyelesaikan programnya pendidikannya di kampus biru.
“Seandainya yang bersangakutan (Rudi) memang tergabung ISIS, itu sudah bukan pengawasan kami. Pasalnya Rudi Jealani sudah lulus dari urusan akademik,” tutur Taufik pada jumpa pers, Selasa (8/3).
Sang rektor pun menekankan, bahwa Unisba tidak pernah mengajarkan pandangan radikal dalam tujuh semester matakuliah Pendidikan Agama Islam-nya. Sementara, Wakil Rektor II, Efik Yusdiansyah menyangkal keterlibatan Rudi dalam sejumlah jaringan Islam. Ia menduga, Rudi menjadi korban penipuan, “Ya, karena pihak yang bersangkutan membawa Ijazah, Transkip Nilai, dan SKCK yang biasanya untuk melamar pekerjaan.”
Yukha Sundaya yang ditemui terpisah setelah jumpa pers menguraikan, Unisba menyangsikan jika Rudi Jaelani menjadi bagian dari ISIS, selain itu sejumlah cara dilakukan untuk memastikan berita ini.
Dikatakan Yukha, Unisba sudah berkoordinasi dengan pihak kedubes RI di Damaskus untuk mendapat kepastian dan informasi terbaru. “Tadi juga, saya cari koneksi di sana (Kedubes), Insha allah nanti saya akan koordinasi dengannya lagi,” ungkap wakil dekan 1 FEB ini.
Ia menambahkan, langkah-langkah antisipatif mengenai radikalisasi sedang direncakan FEB. Salah satunya dengan bekerjasama dengan pihak kepolisian dalam menangkal gerakan-gerakan radikal. “Sebelumnya kita sudah bekerjasama dengan kepolisian dalam kaitan penanganan narkoba, sekarang kita mencoba memperluasnya dengan gerakan radikal,” urainya. (N. Istihsan dan Insan/SM)