Sejumlah orang yang bernama Agus-Agus tengah berkumpul di salah satu stand Agus-Agus bersaudara (AAB) dalam acara peringatan hari lingkungan hidup sedunia yang diselenggarakan oleh BPLH Bandung. Bertempat di Cikapundung Resort. Acara ini dimanfaatkan oleh Agus-Agus bersaudara dalam menjaring pemilik nama Agus tersebut, pada Sabtu (6/8), kemarin. (Fadhis/SM)
Suaramahasiswa.info, Bandung – Pemilik nama Agus mungkin sudah tidak asing lagi didengar bagi masyarakat Indonesia. Banyaknya orang bernama Agus ini melatar belakangi terbentuknya komunitas Agus-Agus Bersaudara (AAB).
Sabtu kemarin (6/8), Cikapundung Resort dengan nuasa khas sunda, menampilkan pertunjukan seni tarian jaipong di acara hari lingkungan hidup sedunia yang diselenggarakan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Bandung. Di sana saya pun menghampiri stand komunitas Agus-Agus Bersaudara. Agus Purnomo, anggota AAB yang baru bergabung sejak bulan Februari 2016 ini menceritakan berbagai kiprah yang telah diraih. “Kita sudah bergerak dalam bidang sosial, komunitas, dan perkumpulan seluruh Agus.”
Kendati baru saja dibentuk pada bulan November 2015, komunitas ini memiliki keunikan lain yaitu, pemilik nama Agus secara mayoritas lahir pada bulan Agustus. Agus pun menambahkan, setiap bulan agustus ini terdapat rangkaian agenda besar dalam paguyuban ini. “Setiap bulan agustus, biasanya terdapat acara perayaan kumpul besar di sini,” jelasnya sambil tersenyum.
Paguyuban ini memegang teguh prinsip kebersamaan antar sesama pemilik nama ini, seperti tagline yang dimiliki dalam komunitas ini yaitu Brother Hood in Harmony. “Kita ingin memasyarakatkan nama Agus yang dulunya sering dilecehkan, dengan wadah ini kita berkumpul dan menunjukan bahwa kita brother hood in harmony,” ucap Agus Purnomo.
Agus menjelaskan jika masyarakat ingin bergabung dengan AAB, bisa melalui media sosial ataupun datang langsung ke setiap perkumpulannya. “Kami terbuka lebar bagi yang ingin bergabung, bisa langsung datang ke Lembang atau daftar melalui media sosial.” (Fadhis/SM)