Suasana tampak luar library mall yang terletak di lantai 2 Bandung Indah Plaza, senin(24/2).
Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang sering dipilih masyarakat untuk membeli keperluannya atau sekedar melepas penat. Namun berbeda dengan Bandung Indah Plaza (BIP), selain sebagai pusat perbelanjaan di dalam mall ini terdapat Taman Bacaan Masyarakat atau lebih di kenal dengan sebutan BIP library mall. Tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan library ini, karena memang lokasinya yang terletak di sudut dan jarang di lewati orang.
Perpustakaan ini didirikan oleh Dra.Lilis Hasanah sejak tahun 2010 melalui program pemerintah yaitu Rintisan Balai Belajar Bersama (RB3). Menurut Nur’afiatin selaku direktur manager BIP library mall, tujuannya adalah untuk membantu masyarakat dalam menambah wawasan melalui giat membaca. “Library ini bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat agar berwawasan luas melalui giat membaca dan sasarannya adalah pengunjung BIP terutama para pegawai yang ada di BIP,” ujarnya.
Menurut Erlis sebagai salah satu penjaga BIP library mall, setiap harinya selalu ada yang berkunjung meskipun tidak banyak. “Setiap hari selalu ada pengunjung yang datang, tapi tidak pernah tetap jumlahnya dan yang paling sering datang kesini paling pegawai yang ada di BIP ini,” tambahnya.
Koleksi bukunya pun cukup banyak, mulai buku ‘berat’ hingga buku ‘ringan’ terdapat disini. ”Kondisinya cukup nyaman, baik untuk dipakai diskusi, belajar dan berkumpul bersama komunitas yang ada di sini. Adapun buku-buku yang tersedia cukup memuaskan,” ucap Eri (19) salah satu pengunjung tetap.
Selain sebagai tempat membaca, sering juga mengadakan pelatihan-pelatihan untuk masyarakat dan terdapat pula beberapa sarana untuk para pelajar atau mahasiswa menuangkan kreasinya. “Disini tidak hanya sebagai tempat membaca, juga menyediakan fasilitas untuk para pelajar ataupun mahasiswa menuangkan kreasinya,” ungkap Nur’afiatin.(Khalida/SM)
Kalau isi beritanya berbahasa Inggris, nulis judul dengan bahasa Inggris pula enggak masalah. Nah, masalahnya itu adalah judul pakai bahasa Inggris, tapi isi berita bahasa Indonesia. Ketika ada orang asing menemukan kata-kata itu, otomatis mereka tidak akan bisa memahami isi tulisannya (karena itu bukan bahasa mereka). Ini media online, orang di seluruh dunia bisa mengakses. Lain kali, nulis judul dan isi berita harus singkron. Meski belajar, bukan berarti kesalahan itu hal bisa yang lama-lama akan membudaya. Semangat terus. 🙂
Kalau isi beritanya berbahasa Inggris, nulis judul dengan bahasa Inggris pula enggak masalah. Nah, masalahnya itu adalah judul pakai bahasa Inggris, tapi isi berita bahasa Indonesia. Ketika ada orang asing menemukan kata-kata itu, otomatis mereka tidak akan bisa memahami isi tulisannya (karena itu bukan bahasa mereka). Ini media online, orang di seluruh dunia bisa mengakses. Lain kali, nulis judul dan isi berita harus singkron. Meski belajar, bukan berarti kesalahan itu hal bisa yang lama-lama akan membudaya. Semangat terus. 🙂