Pohon Kiara Payung yang terkena cat merah masih dalam kondisi belum ditebang pada Kamis (25/2). Cerita kematiannya pun mendapat tanggapan dari beberapa orang yang selalu ada disekitarnya, seperti para petugas yang setiap harinya bekerja mengurusi pohon tersebut. (Fadhis/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba- Pohon Kiara Payung merupakan sekian banyak jenis tanaman peneduh favorit yang seringkali kita jumpai di pinggir jalan bahkan tak ayal di lingkungan kampus, seperti halnya yang diterapkan di Unisba. Pohon diletakkan di tengah parkiran yang dikelilingi oleh kendaraan umum di sekitarnya. Namun, pemandangan yang bagus menghiasi kampus ini kini mulai teralihkan dengan beberapa pohon yang sudah mati.
Satpam sentinel Unisba, Yono menyampaikan musabab beberapa pohon Kiara Payung yang mati. Ia menyampaikan bahwa awalnya dulu terdapat rentetan acara yang beruntun sehingga tendanya tidak dibuka sehabis pemakaian. “Mulanya pas banyak acara di Unisba, banyak daun yang mulai rontok sampai akhirnya kini mati,”tegasnya.
Menurutnya, pohon itu sering diperhatikan, namun hingga kini tidak ada penanganan serius. “Sebenarnya pohon ini diperhatikan beserta tanaman lainnya hanya saja musabab beberapa tahun lalu. Atas dasar itu ia pun berharap agar tanaman ini terus tumbuh di area perkuliahan ini. “Kedepannya semoga pohon ini dapat terus ada agar kampus kembali rindang seperti semula,” tungkasnya.
Perihal kejadian ini, menuai komentar dari petugas kebersihan yang membersihkan lingkungan kampus. Menurutnya, dirinya merasa tidak nyaman dengan pohon yang masih ada beberapa mati di kampus biru ini. “Kalau saya lihat, beberapa pohon di Tamansari, sedikit rancu untuk dipandang karena banyak tanaman yang mati,” ujarnya.
Terkait hal itu, ia juga menyampaikan tidak adanya wewenang urusan dalam mengatur pohon Kiara Payung, maka dari itu ia berharap agar beberapa pohon yang mati ini untuk dibangun kembali dan teralisasikan. “Harapannya sih semoga pohonnya tumbuh kembali seperti semula agar terlihat ada penghijauan lagi,” ungkapnya. (Fadhis/SM)