Sumber Foto: Net.
Suaramahasiswa.info, Unisba – Sudah jamak diketahui, mukjizat paling menakjubkan adalah Al-Quran. Kitab suci yang Allah firmankan bagi umat manusia di muka bumi. Allah menjanjikan ganjaran pahala bagi siapapun yang membaca, menghafal dan tentu mengamalkan isi dari Al-Quran.
Universitas Islam Bandung, universitas swasta berlabel Islam ini memafhumi betul perintah untuk mencintai Al-Quran. Buktinya shahihnya adalah, dengan mengratiskan biaya perkuliahan bagi mahasiswanya yang mampu menghafal 30 Juz penuh Al-Quran.
Cerita Azhar, Sang Hafiz Unisba
Azhar Arifien, adalah salah satu mahasiswa yang berkat usaha dan doanya bisa menjadi hafiz Quran. Dan karenannya, ia dihadiahi beasiswa penuh untuk berkuliah di Fakultas Dakwah Unisba. Ia bercerita, awal mula belajar menghafal Al-Quran, yakni tatkala ia menimba ilmu di Pondok Al Amien Madura. Lalu dimatangkan di Pesantren Wadi Mubarok Bogor.
Selain sekolah, orang tua mempunyai peran penting bagi Azhar dalam menggapai citanya untuk menjadi hafiz Quran. “Motivasi awal dari keinginan pribadi dan Alhamdulillah, orang tua mendukung saya agar bisa menjadi hafiz,” ujar mahasiswa angkatan 2013 tersebut.
Ia lalu bercerita tentang kedua orang tuanya yang ingin menjadikan Azhar hafiz. Berkat kolaborasi keinginan dan dorongan orang tua, akhirnya membuat jalan Azhar untuk menjadi hafiz terbuka saat ia memilih untuk ikut program di Pesantren Mubarok Bogor.
“Awalnya, setelah lulus di Al Amien, ada program wajib pengabdian setahun, saya memilih program Takhossus Al-Quran di Bogor atas arahan dari orang tua. Orang tua saya memang ingin anaknya bisa menjadi hafiz Quran. Akhirnya berangkatlah saya bersama tiga orang teman ke Wadi Mubarok Bogor,” cerita Azhar.
Setahun di Bogor akhirnya Azhar bisa menjadi Hafiz. Dan cerita manis tidak berhenti di sana, karena sudah dijelaskan di awal, Azhar lalu dihadiahi beasiswa penuh oleh Unisba karena prestasinya itu. Tes tentu menjadi syarat untuk mendapatkan beasiswa. Ia mengaku, untuk mendapatkan beasiswa, harus di tes hafalan 30 juz, yang diuji oleh Arifin Syatibi.
Pencapaian Azhar tentu bukan tanpa perjuangan keras. Untuk bisa mempertahankan hafalanya, Azhar menjelaskan: konsisten atau istiqomah adalah kewajiban agar hafalanya tidak luntur. “Ketika wisuda tahfidz, mudir Wadi Mubarak mentipkan pesan kepada semua wisudawan untuk selalu istiqomah memuraja’ah (mengulang) hafalan setiap hari lima juz. Lebih bagus lagi kalau kita bisa membacanya di dalam salat kita.”
Azhar pun menguraikan, sebenarnya tidak ada tips atau cara untuk bisa menghafal Quran. Menurutnya, setiap orang bisa dan mempunya model menghafal masing-masing. Karena ia juga saat mengawali untuk menghafal Quran terbilang susah, namun jika dibiasakan akan terasa ringan. “Seperti yang Allah katakan di dalam Al-Quran, ‘Dan sungguh Kami telah mudahkan Al-Quran untuk diingat,'” urainya.
Ia mengaku, prestasi terbesarnya adalah ketika selesai menghafal Al-Quran 30 Juz. Dan ketika keluarga besarnya menyaksikannya di wisuda sebagai hafiz. “Ketika itu keluarga datang menyaksikan, seperti ibu, bapak, nenek, paman, adik-adik serta kerabat yang lain. Itu peristiwa yang masih sangat berkesan sampai sekarang. Ia lalu menggambarkan betap sumringah kedua orang tuanya saat itu, “Ketika itu wajah kedua orang tua saya terlihat begitu bahagia. Dan saya sangat bersyukur atas nikmat yang Allah berikan,” tutup Azhar.
Dan benar saja (ganjaran berlipat bagi penghapal Quran), Muhammad pun bersabda, bahwa penghafal Quran adalah keluarga Allah.
“Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri daripada manusia…” Kemudian Anas berkata lagi, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Baginda manjawab, “yaitu ahli Qu’ran (orang yang membaca atau menghafal Qur’an dan mengamalkannya). Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.” (HR. Ahmad). (Insan/SM)