Nisa Permata Basti sedang memaparkan penolakannya kepada wakil DPRD, terhadap kenaikan BBM di ruangan komisi 2 di Gedung DPRD Jabar, Kamis (20/11).
KOHATI (Korps HMI wati) menyuarakan penolakannya terhadap kenaikan BBM dalam bentuk aksi. Demo ini dimulai dari Sekertariat Cabang HMI yang berada di Jl.Sabang No.17 hingga ke Gedung DPRD Jawa Barat, sejak pukul 09.30 WIB. Aksi dari Himpunan Mahasiswa Islam perempuan ini disambut baik oleh pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat.
Penolakan terhadap kenaikan BBM yang mereka suarakan ini terkhususkan terhadap kesejahteraan keluarga terutama ibu dan anak. KOHATI memandang kebijakan pemerintah menaikan bahan bakar ini tidak pro terhadap rakyat. “Kami harap Jokowi jangan terlalu banyak program dengan kartu-kartunya yang banyak menghabiskan anggaran negara,” Ujar Novita Riska Maulina Ketua KOHATI.
Tidak seperti kasus aksi HMI di Semarang yang sampai ricuh, aksi KOHATI di Bandung pagi tadi disambut baik oleh pihak pemerintah. DPRD Jawa Barat mempersilahkan organisasi mahasiswi ini masuk untuk beraudiensi secara baik-baik. “Kami sangat mengapresiasi masih ada mahasiswa yang peduli dengan rakyat, dan kami pun akan menampung aspirasi kalian, dan mencoba melobi kepada pihak pemerintahan yang lebih tinggi,” ujar Abdul Harris Bobihoe selaku Wakil Ketua DPRD Jawa Barat.
Pihak KOHATI pun mengharapkan harus ada sosialisasi ulang mengenai kenaikan BBM, juga ada transparansi pengelolaan APBN itu seperti apa dan berharap kenaikan BBM ini dicabut. Organisasi Mahasiswi ini juga mengapresiasi kepada DPRD Jabar yang masih terbuka terhadap masyarakat. “Saya sangat berterimakasih kepada pihak DPRD yang telah menyambut kami dengan baik, dan memberikan tanggapannya mengenai kenaikan BBM ini,” tutup Novita. (Siti Putri/SM)