Suaramahasiswa.info, Unisba- Berbagai elemen masyarakat Bandung menggelar aksi demonstrasi dengan tajuk “Gugat dan Mobilisasi” di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat pada Rabu, (28/8). Berbeda dengan aksi sebelumnya, aksi kali ini diramaikan oleh penampilan dari berbagai grup musik.
Grup musik tersebut di antaranya Discont, Abah Om Tris, Konfliktion, DT09, Ruang Kidung, Suan, Fizzle, Bottled Violent, Mas Midas, dan Laxx. Menurut salah satu massa aksi, Gofar, ungkap acara digelar karena intensitas aksi pada dua hari sebelumnya dinilai menurun.
Gofar menambahkan bahwa aksi ini juga bertujuan untuk mengingatkan bahwa masih banyak Undang-undang (UU) yang bermasalah di Indonesia. Di antaranya seperti Rancangan UU (RUU) Tentara Nasional Indonesia, RUU Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan RUU Penyiaran.
“Mau mengingatkan bahwa kedepannya masih banyak UU yang bermasalah. Pertama ada UU TNI dan Polri yang batal dibicarakan hari ini, kemungkinan besar akan dibicarakan nanti setelah Prabowo (menjabat sebagai Presiden Indonesia, Red). Kemudian, ada UU Penyiaran, kebebasan berekspresi, kita tidak bisa melakukan tulisan-tulisan panjang yang investigasi,” ucapnya.
Di sisi lain, Popi (bukan nama sebenarnya) sebagai salah satu vokalis grup musik yang tampil dalam aksi kali ini merasa kagum kepada orang-orang yang dapat kumpul dan mengekspresikan diri serta mengembangkan kreativitasnya. Lalu ia mengatakan alasan mengikuti aksi ini untuk menyuarakan pandangan dan tujuan yang sama.
Popi pun berharap suara rakyat dapat didengar oleh pemerintah agar mereka dapat memahami keinginan rakyatnya. “Semoga suara kita sebagai rakyat didengar, yah, terus kita mengharapkan mukjizat biar yang diatas sana bisa denger dan bisa mengerti apa yang kita inginkan gitu,” ucap Popi saat diwawancarai pada Rabu, (28/8).
Adapun, massa aksi lainnya, Dani menanggapi bahwa aksi tersebut terselenggara dengan meriah dan ia pun menanggapinya dengan positif. Menurut Dani, penampilan musik dalam aksi dapat menjadi alternatif untuk mengekspresikan kemarahan rakyat.
Ia mengikuti aksi ini karena dirinya sadar bahwa tindakan yang dilakukan pemerintah dapat merugikan masyarakatnya di masa depan. Selain itu, ia berharap masyarakat lebih sadar dengan isu-isu yang sedang terjadi.
“Perlawanan ini tidak berhenti di sini saja tetapi ke kota-kota lain terus circle-circle nya masing-masing gitu, yah, karena bagi saya ketika masyarakat aware, ketika masyarakat sadar akan negara ini mungkin kedepannya hal-hal seperti yang dilakukan negara (membuat UU kontroversial, Red) mungkin tidak akan terjadi gitu,” ujarnya.
Sementara itu, Gofar pun berharap massa aksi dapat lebih siap menghadapi peristiwa yang terjadi di masa depan. Terutama berbagai unit kampus dan kelompok luar kampus diharapkan menyiapkan diri dengan alat pelindung ketika aksi demonstrasi.
Reporter: Vanyssa Mutya Anggraeni/SM & Nabila Khairunnisa Gunawan/SM
Penulis: Alfira Putri Marcheliana Idris/SM
Editor: Syifa Khoirunnisa/SM