
Ilustrasi orang yang sedang membuka tangan dengan memakai baju warna hijau di pantai. (Ilustrasi: Syifa Khoirunnisa/SM).
Suaramahasiswa.info, Unisba- Tampaknya benar keyakinan Mircea Eliade, seorang sejarawan, bahwa mitos beserta unsur-unsur di dalamnya tidak dapat hilang begitu saja meski zaman telah berubah. Sebagian masyarakat masih memiliki kepercayaan kuat akan adanya mitos yang sering dikaitkan dengan kekuatan mistis. Salah satunya, mitos memakai baju berwarna hijau saat berkunjung ke pantai selatan.
Hingga saat ini, mitos tersebut masih dipercaya dan dijalankan oleh kebanyakan orang. Terbukti dengan adanya sedikit atau tidak ada sama sekali orang yang berani mengenakan baju hijau di pantai selatan.
Konon katanya orang yang memakai baju berwarna hijau akan dijadikan budak atau pelayan Nyi Roro Kidul. Alasannya karena warna hijau adalah warna kesukaan Nyi Roro Kidul sehingga dirinya tidak suka ketika ada yang memakai pakaian sama.
Kisah Nyi Roro Kidul hadir dengan berbagai versi sejarah yang berbeda. Permaisuri dari Sultan Mataram ini dikisahkan bahwa ia diguna-guna menjadi jelek dan bau oleh ibu tirinya. Ia pun diusir oleh ayahnya dan pergi entah kemana hingga akhirnya menepi di Laut Selatan.
Versi lainnya menjelaskan bahwa Nyi Roro Kidul sebenarnya adalah Dewi Nawang Wulan, seorang bidadari dari kayangan yang pernah menjadi istri Jaka Tarub. Namun karena sudah tidak diterima lagi di kayangan akhirnya ia pun turun ke bumi dan bertapa di Laut Kidul.
Mitos-mitos seperti ini banyak ditemukan di Indonesia khususnya pada masyarakat Jawa yang biasanya mengikuti tradisi nenek moyang secara turun temurun. Hal ini pun menyebabkan masyarakat Jawa banyak yang percaya dengan mitos zaman dulu sampai sekarang.
Meski demikian, mitos Nyi Roro Kidul tidak hanya beredar di Jawa saja tapi juga meluas dan menjadi cerita rakyat. Menurut salah satu dosen Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, mitos memiliki pesan tertentu sehingga keberlangsungannya masih terjaga.
Bila memandang secara logis, padahal semua itu tidak ada kaitannya dengan Nyi Roro Kidul. Siapa saja dengan warna baju apa saja dapat tenggelam diseret ombak, bukan hanya orang yang memakai baju warna hijau.
Kini, masyarakat modern mencoba membuat mitos tersebut menjadi lebih rasional. Dengan memakai baju berwarna hijau saat di pantai menurut Widodo Pranowo, seorang Peneliti Madya, dapat mempersulit proses penemuan korban yang terseret arus dan tenggelam.
Pandangan yang sama juga dilontarkan oleh Guru Besar Fisika Teori Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB), Husin Alatas bahwa mitos ini menurutnya logis karena di pantai selatan Jawa airnya cenderung hijau. Ia pun menyarankan para pengunjung pantai untuk mengenakan baju berwarna mencolok, seperti jingga atau merah muda.
Di samping itu, Pramoedya Ananta Toer mengatakan bahwa kisah Nyi Roro Kidul hanya mitos belaka. Di balik hal tersebut, mitos ini menurutnya guna menutupi berita kekalahan Sultan Agung yang gagal menyerang Batavia dan gagal menguasai pantai utara Jawa.
Banyaknya mitos yang beredar dan kepercayaan masyarakat akan hal-hal mistis lainnya akan sulit terlepas dari budaya Indonesia. Maka dari itu, pendidikan dapat menjadi solusi agar kita berpikir lebih kritis dalam menangani berbagai informasi secara lebih logis.
Penulis: Sopia Nopita/SM
Editor: Syifa Khoirunnisa/SM