Ilustrasi seseorang yang sedang makan dengan pizza, burger dan kentang sebagai teman makan nasi. (Tsabit Aqdam Fidzikrillah/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba- Baru-baru ini, kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok ramai diperbincangkan kembali, setelah Content Creator Nessie Judge mengunggah cuitan di Twitter pada 10 Mei 2022 lalu. Katanya, “Aku beneran liat orang makan mie pakai nasi, aku pikir itu cuma mitos”. Cuitan yang hanya candaan ini ternyata menarik banyak perhatian, terbukti dari banyaknya pengakuan-pengakuan unik yang memenuhi kolom komentar dari “warga Twitter.”
Seperti akun @ranger_red101 dalam kolom komentar, ia membagikan foto nasi disajikan dengan buah semangka yang sudah dipotong-potong kecil. Walaupun banyak yang meragukan kebenarannya, cuitan dengan disukai sebanyak lebih dari 2000 ini menjadi hiburan beberapa orang. Selain itu, ada juga pengakuan dari beberapa pengguna Twitter yang mengatakan bahwa mereka memakan makanan pengganjal perut yang bersifat pengganti nasi seperti mie, siomay, pempek, batagor, hingga pizza yang ternyata malah disajikan dengan tambahan nasi.
Bukan hal yang asing lagi ketika masyarakat Indonesia melakukan kebiasaan tersebut, hal ini karena Indonesia menjadi salah satu negara penghasil beras dan pengkonsumsi beras terbanyak di dunia setelah negara Tiongkok dan India menurut data dari Food and Agriculture Organization (FAO).
Kebiasaan orang Indonesia ini membuat nasi menjadi makanan pokok, yang secara tidak langsung membuat mayoritas penduduk Indonesia akan merasa aneh jika tidak makan nasi sehari saja. Bahkan International Rice Research Institute memperkirakan bahwa dalam 25 tahun ke depan atau lebih, Indonesia akan membutuhkan setidaknya 38% lebih banyak beras daripada yang diproduksi saat ini.
Seorang Analis Pasar Hasil Pertanian Ahli Muda, Susi Suhartianti berkesempatan bercerita tentang sejarah padi yang sudah lama dibudidayakan. “Pada mulanya, masyarakat Nusantara makanan pokoknya adalah umbi-umbian. Tetapi pada saat masa Hindu-Budha, pedagang Tionghoa dan India membawa padi. Kemudian, oleh masyarakat lokal dibudidayakan dan dijadikan sebagai makanan pokok.” jelasnya setelah diwawancarai via dalam jaringan (daring) pada Jum’at, (13/05).
Bukti bahwa padi sudah dibudidayakan pada masa tersebut, terdapat pada pahatan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Maka dari itu, dapat kita ketahui selama ribuan tahun, beras pun menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan menurut jurnal yang berjudul “Dewi Sri Dalam Kepercayaan Masyarakat Indonesia” karya Titi Surti Nastiti, mengungkapkan bahwa terdapat upacara penghormatan kepada Dewi Sri yang dipercayai sebagai dewi padi oleh masyarakat adat. Upacara penghormatan ini dilakukan mulai dari pengolahan tanah sampai pasca panen sebagai ungkapan rasa syukur akan hasil padi.
Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa nasi memiliki banyak penggemar di Indonesia. Juga karena berbagai faktor, mulai dari penanamannya relatif mudah, harganya murah, enak rasanya, dan juga didukung oleh program pemerintah. Apalagi Indonesia ini sebagai negara agraris, membuat produksi padi dan beras melimpah sehingga mudah ditemui. Manfaat lainnya yang dikutip dari eatingwell.com, nasi putih menjadi sumber tenaga utama yang cepat dan mudah diserap tubuh karena nasi dapat dicerna dengan mudah.
Meski banyak kelebihannya, makan nasi juga ada kekurangan nya loh. Soalnya nasi memiliki indeks glikemik yang tinggi sebesar 89. Artinya, kandungan karbohidrat nasi akan cepat sekali diolah tubuh jadi gula darah dan menghasilkan suplai energi yang besar, kalau tidak segera dibakar energi ini akan menjadi cadangan lemak. Selain itu, kelebihan gula darah akan menambah resiko terjangkitnya penyakit diabetes. Hal ini dapat diperburuk ketika kita makan nasi bersamaan dengan mie yang sepertinya sudah menjadi hal lumrah di Indonesia.
Dilansir juga dari halodoc.com, terdapat sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One, jurnal tersebut menjelaskan bahwa makanan yang mengandung banyak lemak dan indeks glikemik tinggi dapat memicu “kecanduan” makan. Hal inilah yang mengakibatkan beberapa rakyat Indonesia ketergantungan dengan nasi terutama nasi putih. Ditambah dengan rakyat Indonesia yang sudah mengenal nasi sejak zaman nenek moyang, menjadikan kebiasaan ini sulit untuk dilepaskan.
Selain itu, sebab ketergantungannya masyarakat Indonesia terhadap beras, salah satunya karena masa Orde Baru. Hal ini disampaikan pula oleh Susi Suhartianti pada Jumat (13/05) dalam wawancara via aplikasi Whatsapp. “Saat itu sektor pertanian sangat diperhatikan. Pemerintah terus menggenjot sektor pertanian terutama padi. Alhasil strategi ini berhasil menyebarkan pembangunan secara luas kepada masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Pada tahun 1986 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras.” katanya.
Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap nasi dapat dilihat dari mayoritasnya yang mengkonsumsi nasi bersamaan dengan mie instan. Namun dalam kanal YouTube SB30Health, Dr. Sungandi menjelaskan bahwa jika aktivitas makan mie bersamaan dengan nasi ini dilakukan terus menerus, akan menjadi bahaya bagi tubuh. Nasi yang merupakan karbohidrat bertemu mie yang juga karbohidrat, maka tubuh akan mengalami defisiensi atau kekurangan zat-zat lain yang tubuh butuhkan.
Defisiensi zat dapat terjadi karena karbohidrat bukanlah satu-satunya gizi yang kita butuhkan dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa, ada karbohidrat yang berlebih dalam sekali makan. Mungkin santapan mie instan bisa dikolaborasikan dengan protein seperti telur, daging, atau bahkan tahu. Sajian mie yang dipadupadankan dengan komposisi gizi yang baik, jauh lebih sehat juga mengenyangkan.
Makanan sehat sangatlah penting bagi tubuh manusia, namun seringkali orang tidak memperhatikan pentingnya kesehatan gizi. Bahkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 menyatakan bahwa, penerapan gizi di masyarakat belum optimal.
Lalu, bagaimana makanan yang sehat dan bergizi itu?
Hal ini sudah sering kali dibahas ketika kita masih kecil, oleh guru sekolah bahkan orangtua kita sudah mengajarkan tentang makanan “empat sehat, lima sempurna.” Menu seimbang itu paling tidak terdiri dari 4 kelompok bahan makanan, yaitu satu jenis atau lebih karbohidrat sebanyak 35%, satu jenis atau lebih protein sebanyak 15%, dan satu jenis atau lebih buah-buahan serta sayuran sebanyak 35%. Jadi, sobat kampus sudah siap menjalani hidup sehat belum?
Penulis: Syifa Khoirunnisa
Editor : Reza Umami