Memasuki abad 21, eksistensi kaum wanita di berbagai bidang kian melesat tajam. Hal ini berbeda dengan zaman terdahulu, di mana wanita hanya menjadi penghuni dapur dan pajangan di rumah saja. Banyak kaum adam meremehkan kemampuan wanita sehingga membuat adanya sekat pembatas antara apa saja yang harus dikerjakan oleh lelaki dan hal apa saja yang tidak boleh dikerjakan wanita. Tak adil rasanya membeda-bedakan sesuatu hanya karena jenis kelamin yang tak serupa.Hal ini mendorong wanita masa kini agar tak selalu dianggap remeh oleh kaum Adam, kita bisa lihat sendiri banyak kaum Hawa yang mulai menduduki posisi penting di negara ini. Bermula dari peraturan yang dikeluarkan oleh mantan presiden terdahulu yaitu SBY, melalui KPU (Komisi Pemilihan Umum) ia meminta agar 30% kursi DPR, DPRD atau DPD harus diduduki oleh perempuan. Kekuatan hukumnya dituliskan pada Peraturan Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pencalonan Anggota DPR, DPD dan DPRD, mensyaratkan jumlah dan prosentase keterwakilan perempuan paling sedikit 30% untuk setiap daerah pemilihan. Aturan ini secara tegas diatur dalam Pasal 24 ayat (1) huruf c.
Bagaimana? Sudah terlihatkan bagaimana dukungan pemerintah yang menginginkan emansipasi wanita itu terjadi secara lebih real, bukan hanya ucapan pembelaan dari mulut belaka.
Namun hal yang disayangkan adalah masih banyaknya wanita masa kini yang merasa dirinya tidak cukup kuat ketimbang lelaki. Ia hanya tunduk dan tak mau bergerak untuk memperjuangkan hidupnya. Perempuan seperti ini cenderung ketergantungan kepada lelaki, misalnya ia tidak mau melakukan pekerjaan berat karena merasa dirinya sebagai wanita jadi ia ingin diistimewakan. Merasa tidak perlu bekerja karena nanti toh pada akhirnya ia akan dipinang oleh lelaki dan akan menjadi ibu rumah tangga yang tinggal menunggu uang bulanan dari suaminya turun, selasai semua perkara.
Padahal pada dasarnya setiap wanita itu harus mampu survive, minimal untuk dirinya sendiri. Tanpa disadari seorang wanita mempunyai kebutuhan sekunder yang lebih besar ketimbang lelaki. Seperti alat kecantikan, biaya perawatan tubuh, tas, pakaian, sepatu dan masih banyak yang lainnya. Laporan survei Consumer Report pada 2010, mengungkapkan peralatan kosmetik wanita lebih mahal dibanding pria, meski jenisnya sama, contoh shampo dan deodoran.
Menurut laporan tersebut, kosmetik wanita mahal karena dipengaruhi beberapa faktor ini, yakni formula, bahan-bahan yang digunakan, dan kemasan yang disukai oleh wanita. Perbedaan harga kosmetik ini, bahkan bisa lebih dari 50 persen dibanding harga kosmetik pria. Hasil survei tersebut juga didukung oleh studi dari University of Central Florida, yang menyebutkan bahwa sebagian besar deodoran wanita dikenai harga 30 persen lebih tinggi daripada produk pria karena perbedaan aroma dan bentuknya.
Atas dasar itulah kita sebagai wanita tidak boleh ketergantungan dengan pria, mengingat kebutuhan kita yang lebih besar dari kaum adam. Walaupun kelak akan ada suami yang membiayai hidup bukan berarti seorang wanita menjadi tidak mempu untuk membiayai keinginan pribadinya sendiri, tentu dengan uang yang diperoleh dari hasil kerja keras diri sendiri. Maka dari itu sebagai seorang perempuan, kita harus mempunyai skill yang bisa diperhitungkan oleh orang lain agar kita bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sekunder diri sendiri. Alasannya seperti quotes yang satu ini ‘Kenapa perempuan harus kerja? Karena laki-laki enggak akan pernah paham beda lipstik harga 500 ribu dan 50 ribu.’ (Winda/SM)
Padahal pada dasarnya setiap wanita itu harus mampu survive, minimal untuk dirinya sendiri. Tanpa disadari seorang wanita mempunyai kebutuhan sekunder yang lebih besar ketimbang lelaki. Seperti alat kecantikan, biaya perawatan tubuh, tas, pakaian, sepatu dan masih banyak yang lainnya. Laporan survei Consumer Report pada 2010, mengungkapkan peralatan kosmetik wanita lebih mahal dibanding pria, meski jenisnya sama, contoh shampo dan deodoran
Padahal pada dasarnya setiap wanita itu harus mampu survive, minimal untuk dirinya sendiri. Tanpa disadari seorang wanita mempunyai kebutuhan sekunder yang lebih besar ketimbang lelaki. Seperti alat kecantikan, biaya perawatan tubuh, tas, pakaian, sepatu dan masih banyak yang lainnya. Laporan survei Consumer Report pada 2010, mengungkapkan peralatan kosmetik wanita lebih mahal dibanding pria, meski jenisnya sama, contoh shampo dan deodoran