
Oleh: Faza Rahim
9 Maret 2014,
“Musik adalah bahasa universal”, begitulah ungkapan yang dikatakan seorang musisi legendaris, yang kebetulan saya lupa namanya. Musik adalah media, yang tidak hanya dapat mendobrak dimensi ruang dan waktu, tapi dapat menyentuh hati, jiwa manusia, dalam berbagai lapisan kehidupan.
Manusia, entah dia orang biasa, atau bahkan seorang presiden ialah makhluk yang memiliki bakat natural. Salah satunya untuk musik. Dia bisa jadi pemain musik handal, atau jadi penikmat musik total. Manusia, dalam bentuk dan profesi apapun, pasti punya musik favorit. Bahkan bisa saja musik favorit saya dan Obama pun sama. Siapa yang tidak tahu musik blues? Atau jazz yang awalnya bermula dari para musisi kulit hitam . Di era perbudakan itu, mereka memperjuangkan hak dan kehidupan mereka dari musik. Darisini kita mengenal nama-nama besar seperti W.C Handy, Gertrude Pridgette, Robert Johnson hingga Garry Moore. Siapa pula yang tidak mengenal gaya ‘grunge’ yang muncul di tahun 90-an, style yang dipopulerkan oleh Kurt Cobain dari band legendaris Nirvana pada masa kejayaan musik punk-rock, sebagai cerminan soul tentang kejiwaan yang redup,kebebasan,kemarahan dan kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan.
Tidak ada yang pernah tahu kapan musik pertama dimulai. Sebab setiap bebunyian di alam, punya nadanya sendiri. Guntur menggelegar, angin berhembus, Bahkan batu pun bisa bernyanyi.
Dalam keseharian, musik jadi wakil tersendiri ketika kita sedih, senang, gundah, bingung, takut, marah, dan bahagia. Musik tak segan memberi kita ruang untuk berekspresi. Tak ada manusia yang tidak menyukai musik.
Musik membawa angin revolusi. Musik memberi kita perubahan.
Musik adalah inspirasi, yang mengiringi setiap hari. Musik memberi kehidupan. Memberi kawan juga kenangan.
Musik adalah segalanya.
Selamat Hari Musik!
setuju bngt pas bagian “Musik membawa angin revolusi, musik memberi kita perubahan”