Foto ilustrasi cuci otak.
Suaramahasiswa.info, Unisba – Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) angkatan 2016 bernama MRP (20) dikabarkan hilang dan belum ditemukan. MRP menjadi korban dengan indikasi cuci otak, penculikan, dan pemerasan. Diketahui pelaku bernama Andriansyah Fahrudin yang juga sempat berkuliah di Fakultas Tarbiyah tahun akademik 2016/2017.
Wakil Dekan I FEB, Tasya Aspiranti membenarkan kejadian tersebut. Kasus ini, menurutnya, akan ditindaklanjuti dengan mengirim mahasiswa untuk terus mengintai pelaku. Tasya sudah melaporkannya ke Wakil Rektor III, Asep Ramdhan karena hal ini menjadi persoalan yang berat.
Kejadian tersebut berawal saat MRP diminta menemani pelaku naik gunung. Mereka pun bertemu di daerah Cicendo pada pertengahan Juni 2018. Selain itu, MRP juga mengajak rekannya tetapi ajakannya ditolak.
MRP pun seringkali dibawa menginap di rumah pelaku. Selama menghilang, MRP masih bisa dihubungi. Korban juga masih menerima kiriman uang dari orangtuanya.
MRP terhitung sudah dua kali pulang ke rumahnya. Kepulangan pertama dipicu karena kehabisan uang. Sejak saat itu MRP berperilaku berbeda tidak seperti biasanya. Tidak lama, MRP pun melarikan diri lagi.
Lalu pada 21 Agustus 2018 MRP kembali ke rumah. Ketika di rumah, MRP membobol kamar orangtuanya dengan mengambil uang sebesar Rp15 juta, emas 6 karat, sertifikat tanah dan arsip-arsip lainnya.
Hingga kini, komunikasi MRP dengan kerabat terputus. Hal itu diduga pelaku dan korban sudah mengganti nomor teleponnya sehingga tidak bisa dihubungi.
Tasya pun menceritakan mengenai anaknya (mahasiswa Fakultas Psikologi) yang juga menjadi korban sebelum MRP. “Saya berharap jangan sampai ada korban Andriansyah lagi, karena sasarannya mahasiswa,” ujarnya pada Kamis (11/10) di Kampus Unisba, Jalan Tamansari No. 1. (Iqbal, Indah, & Puspa/SM)