Suaramahasiswa.info, Unisba- Komite Anti Kekerasan Negara (Kontra) menggelar aksi unjuk rasa dengan tajuk “Justice for Afif” di depan Polrestabes Bandung, Babakan Ciamis, Kota Bandung pada Kamis, (18/7). Aksi ini bertujuan untuk menuntut Hak Asasi Manusia (HAM) atas kekerasan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum.
Koordinator Lapangan (Korlap), Ahmad Siddik Tanjung menjelaskan aksi ini digelar untuk menuntut keadilan bagi Afif Maulana yang diduga mengalami tindak kekerasan oleh aparat kepolisian Sumatera Barat. “Ya, tuntutannya bahwa pihak kepolisian harus mencabut jabatan Polda (Kepolisian Daerah) Sumatera Barat, dan pelaku-pelaku yang sudah membunuh almarhum Afif tersebut,” ujar Ahmad pada Kamis, (18/7).
Dalam siaran pers yang tersebar, disebutkan bahwa terdapat 645 kasus kekerasan yang melibatkan Kepolisian selama Juli 2023 hingga Juni 2024. Dengan rincian, 759 orang luka-luka dan 38 lainnya tewas. Hal tersebut tidak hanya membuat masyarakat resah namun juga menyebabkan hilangnya rasa aman yang seharusnya dijaga oleh aparat penegak hukum.
Ahmad melanjutkan, aksi ini diikuti oleh kolektif-kolektif Bandung, seperti Pembebasan Kolektif Bandung, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), dan sebagainya. Selain itu, terdapat pula mahasiswa dari berbagai universitas yang ikut meramaikan.
Salah satu massa aksi, Teuku Rizal mengatakan ia mengikuti aksi ini karena ingin menyuarakan kekuasaan yang seringkali disalahgunakan oleh aparat kepolisian. Selain itu, mahasiswa sebagai agen perubahan, sudah semestinya menuntut keadilan atas kejadian Afif ini. Ia berharap, aksi seperti ini dapat berkelanjutan hingga kasus diusut tuntas.
“Kebanyakan aksi-aksi yang dilakukan itu hanya sekali dua kali dilakukan, tetapi tidak ada kelanjutannya. Saya harap, aksi-aksi ini berkelanjutan sampai kasus ini diusut tuntas oleh pihak kepolisian,” ucap Teuku saat diwawancarai pada Kamis, (18/7).
Sementara itu, massa aksi lainnya, Eko menekankan bahwa setiap manusia memiliki hak untuk hidup, begitu pula dengan anak kecil. Selain itu, ia ingin membagi informasi terkait genosida di Papua yang hingga saat ini situasi tersebut masih berlangsung. Ia berharap, massa aksi tetap semangat untuk bersuara demi kepentingan sesama.
“Harapan saya kawan-kawan tetap semangat untuk bersuara demi kepentingan sesama manusia. Satu lagi, mudah-mudahan pelakunya ditangkap dan dihukum sesuai dengan hukum di negara ini,” ujar Eko ketika diwawancarai pada Kamis, (18/7).
Reporter: Linda Pujiyanti & Adelia Nanda Maulana//SM
Penulis: Alfira Putri Marchelina Idris/SM
Editor: Adelia Nanda Maulana/SM