Foto sebelum Gili Lawa Darat terbakar (Net)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Kebakaran yang telah terjadi pada Rabu (1/8) di Gili Lawa masih menimbulkan duka mendalam bagi para wisatawan. Sebab, Labuan Bajo dikenal sebagai salah satu destinasi yang indah untuk dikunjungi. Namun sampai saat ini, penyebab kebakarannya pun masih simpang siur dan diselidiki oleh pihak berwajib.
Dosen Fakultas Teknik Industri Unisba, Mohamad Satori menilai kebakaran yang terjadi di NTT, pasti berkaitan erat dengan manusia itu sendiri baik disengaja maupun tidak disengaja. Menurut dia, itu berhubungan juga dengan kondisi alam yang kini memasuki fenomena kemarau.
“Ketidaksengajaan ini mungkin karena orang iseng, bisa jadi karena orang buang puntung rokok pada ilalang yang kering dan mudah terbakar. Kejadian ini kerap terjadi saat musim kemarau tiba,” ucap Satori yang baru meraih gelar Doktor Ilmu Lingkungan Unpad, Jum’at (10/8).
Antisipasi terjadinya kebakaran pun menurut Satori sudah ada rambu-rambunya. Pengelola diharuskan membuat Standard Operating System (SOP) sebelum membuka tempat wisata untuk umum.
Satori mengatakan, payung hukumnya sendiri masih belum jelas. Permasalahan yang diakui sulit karena masih belum menemukan pelakunya. Apalagi penyebabnya yang masih belum menemui titik temu. “Langkah awalnya yang ditelusuri dari SOP. Baru kemudian dilakukan tindakan dari pasal-pasal yang ada.”
Duta Lingkungan Unisba, Rafi Soetrisno, turut prihatin atas kebakaran di Gili Lawa. Menurutnya, edukasi terkait wisatawan perlu dikhususkan kembali. “Hal yang kayak gini yang perlu diperhatikan. Soalnya nanti bakal ngubah sesuatu di sana terlebih kebakaran,” ucapnya. Selain itu, Gili sendiri menjadi warisan dunia versi UNESCO yang patut dijaga. (Fadhis/SM)