Koordinator Outline Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Nurjanah saat ditemui di Gedung LPA, Jawa Barat, Jalan Ciumbuleuit No 119, Kota Bandung pada Senin (23/7/2018). Nurjanah menjelaskan kasus kekerasan seksual meningkat karena maraknya penggunaan media sosial yang berlebihan pada anak. (Sodiq/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Memperingati Hari Anak Nasional, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Barat menyingkapkan kasus kekerasan seksual terhadap anak selama 2018 meningkat dari tahun sebelumnya. Koordinator Outline LPA, Nurjanah mengungkapkan hal tersebut dikarenakan maraknya penggunaan media sosial tanpa perlindungan orang tua.
Menurut data dari LPA, Nurjanah merinci kasus kekerasan seksual terhadap anak dari Januari hingga Maret 2018 meningkat. “Dari 75 kasus kekerasan anak di antaranya 52 kasus pencabulan, 11 kasus pemerkosaan, 2 kasus sodomi dan 10 kasus penganiayaan,” ungkapnya di Kantor LPA pada (23/7).
Nurjanah mengatakan, LPA sendiri dalam mengatasi kekerasan seksual akan mengadakan konseling bagi korban, tersangka, dan juga orang tua. “Jadi konseling ini tidak hanya ke anak saja tapi orangtuanya. Selain berperan besar, orang tua harus memotivasi si anak agar cepat pulih,” ujarnya.
Selain itu, Nurjanah mengungkapkan, biasanya anak yang menjadi korban atau pun pelaku itu rata-rata dari keluarga yang kurang harmonis. Menurutnya bisa juga karena masa perkembangan tumbuhnya salah. “Pengawasan gadget terhadap anak, dan komunikasi yang baik itu solusinya.”
Hingga saat ini menurut Nurjanah, LPA sendiri belum bisa menyelenggarakan kegiatan hari anak. Namun, LPA tetap menusung tema ‘Genius’ yang berarti anak Indonesia diharapkan gesit, empati, berani, unggul dan sehat.
Terkait hal itu, Mahasiswa Fakultas Psikologi, Gumelar Sae Prabowo menanggapi dengan memberikan solusi dan saran. Ia mengatakan miris akan hal tersebut, karena anak Indonesia adalah generasi emas. “Saran saya turunkan digitalnya dan tingkatkan kebudayaannya. Seperti permainan tradisional,” tutur mahasiswa angkatan 2014 tersebut. (Puspa/SM)