Foto suasana membeludaknya pengunjung dalam antrean 77.777 makanan yang disediakan di Festival Kuliner Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung pada Jumat (19/8). (Foto: Sophia Latamaniskha/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba– Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengadakan Festival Kuliner Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung pada Jumat (19/8). Acara peringatan Hari Jadi Provinsi Jabar ini menyebabkan kemacetan lalu lintas (Lantas) di beberapa titik.
Menurut Inspektur Polisi Dua (Ipda) Kepolisian Sektor (Polsek) Bandung Wetan, Dedi Nugraha volume kendaraan pada hari ini naik signifikan sebab menjelang libur akhir pekan. Diperkirakan volume kendaraan sudah padat sejak pukul 13.00 WIB saat festival dimulai.
“Selain karena festival kuliner, arus lalu lintas juga terhambat oleh unjuk rasa di depan Kejaksaan Tinggi Jabar (Kejati) karena keputusan Bahar Smith. Oleh karena itu, rekayasa Lalu lintas dilakukan di beberapa titik yang padat seperti di jalan Lombok, dari arah Jalan Riau ke Jalan Banda, kemudian lokasi di sekitar Gedung Sate.” Ujarnya pada Jumat (19/8).
Diperkirakan sekitar 2000 warga memenuhi lokasi festival, walau demikian Dedi mengatakan pemprov Jabar mengacu pada Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level satu sehingga ada kelonggaran dalam mengadakan sesuatu. Sehingga walaupun berdesak-desakan, acara terselenggara tetap menggunakan protokol kesehatan seperti masker.
Salah satu warga Kopo, Wiwin dan Ani merasa senang dengan ikut memeriahkan acara ini. Hanya saja ia berharap sistem Food Stand di festival rakyat bisa lebih tertib lagi, agar ramah bagi ibu yang sedang membawa anak.
“Saya sampai sini (Gedung Sate) jam tiga sore tadi, kaget baru sampe udah habis. Kasihan kalau makin kedalam karena (saya) bawa anak. Harapannya ya Food Stand jangan beginilah, satu ada tempat antre, satu ada tempat antre.” Ungkapnya.
Berbeda dengan Wiwin dan Ani yang tidak mendapatkan makanan gratis, dua siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 14 Bandung, Muhammad Randi dan Adika yang hadir di waktu yang sama justru mendapatkan makanan gratis. Walaupun untuk mendapatkannya butuh mengatur selama satu setengah jam, mereka mengaku tetap senang.
Reporter: Sophia Latamaniskha dan Zakiy Ahmad Mahardika
Penulis: Sophia Latamaniskha
Editor: Tsabit Aqdam Fidzikrillah