Pengendara motor dan mobil melintasi lokasi kejadian tabrakan antara mobil berwarna putih dengan sepeda motor di Jalan Naripan Sunda, Bandung pada Senin dini hari (20/02/2017). Kejadian yang menimpa kawasan tersebut, memberikan pelajaran bagi tiap orang dalam berkendara, terutama bagi mahasiswa.
Suaramahasiswa.info, Unisba – Kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan di manapun. Seperti belum lama ini, kasus kecelakaan telah terjadi antara pengendara sepeda motor dengan pengemudi mobil di perempatan Jalan Naripan Sunda Bandung pada pukul 00.16 WIB Senin (20/2). Mobil yang berwarna putih tersebut melintasi perempatan dengan laju kecepatan tinggi dan menabrak pengendara sepeda motor sehingga terpental ke bangunan warga dan tewas di tempat. Hal tersebut dituturkan Kepala Unit Kecelakaan (Kanit Laka) Hendra Hasibuan.
Kejadian yang menimpa di Jalan Naripan tersebut, memberikan pelajaran bagi tiap orang dalam berkendara, terutama bagi mahasiswa. Dalam rutinitasnya, mahasiswa seringkali pulang larut malam ketika ada jam tambahan maupun kegiatan kampus lainnya. Maka dari itu, Kaur Bin Ops (KBO) Laka Lantas Bandung, Endhy Soegan memberikan tips berkendara dimalam hari, agar terjaga keselamatan. Ia mengungkapkan ada tiga unsur terkait berkendara yang menyangkut keselamatan:
- Manusia
Unsur penting pertama ada dimanusia si pengendara. Kestabilan dalam berkendara dan ketahanan dalam menggunakan itu sendiri. Efek yang dihasilkan pun berpengaruh kepada keselamatan pengendara atau orang lain.
Seperti yang diungkapkan Agung Herlambang, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menjelaskan agar pengendara untuk tidak ngantuk dalam berkendara. Menurut Agung, untuk meminimalisir tindak kecelakaan, mahasiswa dapat tidur di kampus. “Kalau emang enggak kuat ngantuk mendingan tidur di kampus aja. Kan masjid juga terbuka 24 jam. Apalagi mahasiswa yang ikut organisasi bisa tidur di sekrenya masing-masing sampai pagi hari pulang kan enggak masalah daripada kecelakaan,” papar mahasiswa 2010 tersebut.
- Kendaraan
Unsur lainnya adalah kendaraan dalam berkendara. Sebelumnya kita dapat mengecek kendaraan layak atau tidak untuk dipakai. Contohnya ketika satu roda dimobil tidak berfungsi dengan baik maka dampaknya dapat membahayakan untuk si pengemudi. Kendaraan yang tidak stabil pula bisa merugikan dirinya dan orang lain serta dapat merusak lingkungan sekitar.
- Sarana dan Prasarana
Terakhir adalah sarana dan prasarana. Kedua unsur di atas saling berkaitan. Ketika manusia atau sumber dayanya cakap dalam berkendara, terus kita juga kendaraan dengan baik, namun dalam hal sarana dan prasarana dapat menyebabkan kecelakan. Contohnya ketika pengendara sedang berkendara lalu di depannya ada lubang di jalan itu juga harus diperhatikan kehati-hatian.
Keselamatan jauh lebih penting dalam berkendara. Rizka Adzkia, Fakultas MIPA 2015 memberikan tipsnya agar pengendara menggunakan helm yang safety dan jangan mengendarai kendaraan dengan kecepatan yang tinggi. “Aku lebih ke safety si pengendaranya lebih diutamakan, dengan pakai helm. Terus juga kalau sudah malam jangan ‘ngebut’ kan bahaya juga buat keselamatan kita,” jelasnya saat diwawancarai pada Selasa (21/2).
Endhy juga mengungkapkan kelayakan berkendara pun patut dipertanyakan ketika lisensi yang dikeluarkan seperti Surat Izin Mengemudi (SIM) tidak memenuhi. Selain itu, dirinya menilai menghargai orang lain dengan memberi kesempatan untuk mendahului pun menjadi faktor yang patut diperhatikan. “Ketika kita tidak ingin didahului nanti jatuhnya bukannya memberi jalan pintas malah ngajak balapan. Intinya kita berusaha untuk kehati-hatian lebih diutamakan. Karena kehati-hatian itu wujudnya untuk menyelamatkan diri sendiri dan orang lain.”
Pengemudi yang baik yang jelas menurut Endhy adalah mereka yang menjaga keselamatan untuk diri sendiri dan orang lain. Jika kita menerapkan prinsip itu, ia meyakini Insya Allah akan safety untuk berkendara. “Kehati-hatian lebih diutamakan. Sehebat-hebatnya ia sudah mahir dalam berkendara, kita tidak akan tahu kalau sudah waktunya, wallahu alam,” tutupnya. (Fadhis/SM).