Hendra prakoso, salah satu pembicara yang merangkap sebagai dosen fakultas psikologi tengah memberikan hasil kajian dari film ‘Pintu Terlarang ’ di Akuarium Unisba, Sabtu (28/12). Ia mengkaji film tersebut dari sudut pandang gangguan Psikologis pemeran film. (Hasbi Ilman/Job)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Puluhan penonton memadati kajian sinema yang diadakan oleh Fakultas Psikologi, Sabtu (28/12) di gedung akuarium Unisba Jln. Tamansari No. 1 Bandung. Acara yang merupakan kegiatan rutin Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Psikologi ini, lebih mengkaji film dari sisi psikologis pemeran.
Kegiatan kajian ini mengusung tema horror dengan menayangkan film berjudul ‘Pintu Terlarang’. Dalam kajiannya, panitia mendatangkan pemateri yang berbasis dosen Psikologi Unisba, yaitu Hendro Prakoso. Pengkajian film ini tidak hanya memfokuskan dari isi ceritanya, melainkan melihat dari segi tingkah laku dari para pemain film tersebut.
Ketua kajian sinema, Isni Hanifah (20), mengatakan bahwa film yang dipilih harus memiliki keterkaitan dengan Psikologi dan memberi feedback kepada penontonnya. “Dari filmnya tersendiri bukan fokus kepada hantunya, tapi lebih ke gangguan psikologis tokoh utama,” Tutur mahasiswi Fakultas Psikologi 2011 tersebut.
Tema horror yang diambil oleh panitia pelaksana merupakan hasil dari keinginan anak-anak UKMF Psikologi, yang menyatakan ketertarikan untuk menonton film horror di kampus. “Ngeliat juga dari antusias temen-temen yang nge-request. Ih, kajian sinema pengen dong nonton horror dikampus, kayanya seru. Nah, kita wujudkan sekarang,” Ujar Sekretaris kajian sinema, Sarah (19)
Menurut anggota UKMF Psikologi 2010, Valdy Dwi, mengungkapkan bahwa dia telah menjadi penonton langganan sejak masuk UKMF Psikologi. “Sejak adanya acara ini saya selalu menjadi peserta langganan. Meski sebelumnya sudah menonton film tersebut, tetapi saya ingin lebih mengetahui cara mengkaji film ini dari sisi psikologinya,” Ungkap Valdy saat ditemui Suara Mahasiswa.
Valdy pun menambahkan, bahwa kajian sinema ini memberikan efek bagi para penonton. Efek ini dapat menggabungkan pengetahuan dikelas dengan hasil kajian dari film tersebut. “Dari kajian film ini dapat digabungkan teori yang dikelas dengan melihat langsung dari film. Jadi intinya kita dapat mengkajinya dengan belajar dari film ini,” Papar mahasiswa Psikologi tersebut. (Agam Rachmawan & Hasbi Ilman/Jobs)