Suaramahasiswa.info, Unisba- Sekretaris Dewan (Sekwan) Dewan Amanat Mahasiswa Universitas Islam Bandung (DAMU), Sartika Nurhasanah, resmi diberhentikan dari jabatannya pada Sabtu, (14/9). Pemberhentian ini dilakukan setelah serangkaian evaluasi dan rapat pleno yang dituangkan dalam Surat Keputusan Nomor 008/KPTS/DAM-U/IX/2024.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Muhammad Hanif Musyaffa, Ketua Umum DAMU yang mengatakan Sartika Nurhasanah sudah tidak aktif mengikuti agenda DAMU sejak bulan Maret 2024. Ia tidak pernah hadir dalam rapat koordinasi (Rakor) dengan Dewan Amanat Fakultas (DAMF) maupun Lembaga Kemahasiswaan Mahasiswa (LKM).
“Buat Sekwan ini, sebetulnya sudah tidak pernah mengikuti agenda DAMU sejak bulan puasa. Dia sudah tidak ikut Rakor dan tidak pernah hadir dengan rapat DAM-F. Pun, sama halnya dengan LKM. Kemudian juga, ya hilang aja gitu jadinya,” ujar Hanif saat diwawancarai pada Selasa, (17/9).
Hanif menambahkan bahwa Sartika sama sekali tidak memberikan penjelasan mengenai kondisinya dan alasan ia tidak aktif di DAMU. Akibatnya, kinerja DAMU menjadi terhambat akibat ketidakhadiran Sartika. “Tidak, kita pengen minta klarifikasi pun dia tidak mau. Maksudnya, dia masih mau lanjut atau tidak. Toh, organisasi di kitanya yang jadi terhambat juga,” tambahnya.
Berdasarkan postingan yang diunggah pada akun instagram DAMU, terdapat tiga surat pemanggilan terhadap Sartika. Namun hingga surat pemanggilan ketiga, Sartika sama sekali tidak menghadiri panggilan tersebut.
Selanjutnya, Hanif pun mengungkapkan alasan penggunaan diksi “pemecatan” untuk sekwan dalam postingan Instagram DAMU. “Konotasi dipecat ini, konteksnya beda dengan pemberhentian. Pemberhentian ini tuh ada lembaga yang error sebetulnya, bukan karena personal orangnya. Nah, pemecatan itu, itu tuh memang human error. Bukan dari salah satu lembaga yang error.” Ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Azky Asrultsani Ridwan, selaku Ketua Umum DAMF Syariah, yang menyebutkan bahwa Sartika sempat menghubunginya untuk menarik surat rekomendasi. “Sekwannya sempat chat ke saya buat tarik surat rekomendasi. Saya buatkan surat rekomendasinya, penarikannya di tanggal 14 September,” kata Azki saat diwawancarai pada Sabtu, (21/9).
Namun, Azky menjelaskan bahwa penarikan surat rekomendasi batal dilakukan karena pihak DAMU telah menuntaskan pleno terkait pemberhentian Sekwan tersebut. Situasi ini pun dibenarkan oleh Hanif, selain itu ia mengungkapkan bahwa pihak DAMU sudah menunggu kehadiran Sartika selama satu jam setengah sebelum penetapan pleno.
Azky menilai, bahwa progresifitas Sartika selama di DAMU dianggap kurang. “Tanggapan saya pribadi mengenai kondisi Sartika adalah bahwa berdasarkan surat keputusannya, progresifitasnya di DAMU memang kurang. Saya juga melihat hal ini, terutama karena ia jarang hadir dalam setiap rapat,” tambah Azky.
Ia berharap agar keributan yang terjadi dapat segera berakhir dengan damai dan tenang. Azky kemudian meminta maaf mewakili lembaga atas keributan yang terjadi di DAMU.
Di sisi lain, Tim Suara Mahasiswa (SM) telah berupaya menghubungi Sartika untuk meminta pernyataan melalui wawancara. Namun, Sartika menolak untuk diwawancarai lebih lanjut dan hanya memberikan pernyataan melalui pesan Whatsapp yang telah disetujui untuk dipublikasi.
“Mengenai isu atau hal yang sedang ramai, tidak betul adanya bahwa saya tidak menjalankan tugas dengan baik. Saya dari awal hingga dipecat selalu menjalankan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) sebagai sekwan dengan sebaik-baiknya dan sesuai standar operasional dan prosedur (SOP). Mungkin begitu saja statement dari saya mengenai isu yang sedang ramai. Terima kasih.” tulis Sartika dalam kolom pesan dengan reporter SM pada Sabtu, (21/9).
Menanggapi permasalahan tersebut, Rangga Wijaya, selaku Ketua Umum Mahasiswa Pecinta Alam (Mapenta) Unisba mengatakan pihaknya sendiri turut merasakan dampak dari masalah ini. Ia merasa ketidakhadiran sekwan membuat proses inventarisasi kebutuhan organisasi mahasiswa menjadi tidak maksimal.
Rangga berharap agar kedepannya DAMU dapat semakin lebih baik lagi. Seperti halnya dalam struktural, kerjasama, dan hubungan internalnya. “Tentunya harapan kami adalah yang terbaik untuk DAMU. Saat ini, kondisi DAMU terkesan acak-acakan. Kedepannya, diharapkan perbaikan dilakukan dari segi struktural dan SDM di internal. Hal ini penting agar tidak berdampak negatif terhadap ormawa lainnya,” tutup Rangga saat diwawancarai pada Sabtu, (21/9)
Sementara itu, Gilang Baihaqi selaku Ketua Umum Studi Teater (Stuba) Unisba mengatakan bahwa mereka tidak terdampak karena bergerak tanpa inventaris dari DAMU. Lanjutnya, ia menilai penggunaan diksi “pemecatan” dalam postingan DAMU tidak sesuai bila digunakan oleh lembaga tinggi.
Senada dengan Rangga, Gilang berharap DAMU semakin lebih baik lagi dan dijauhkan dari berbagai permasalahan internal. “Dijauhkan dari problem-problem internalnya gitu, yang mungkin takutnya nantinya impactnya ke eksternal atau luasnya ke kampus gitu, semoga lebih baik lagi kedepannya.” ujarnya pada Selasa, (24/9).
Reporter: Muhammad Nurjana/SM
Penulis: Muhammad Nurjana/SM & Alfira Putri Marcheliana Idris/SM
Editor: Adelia Nanda Maulana/SM