Suaramahasiswa.info, Malang – Universitas Muhammadiyah Malang secara bertahap mengembangkan rumah sakit yang dibangun dengan dana sekitar Rp330,7 miliar menjadi rumah sakit pendidikan utama pada tahun 2018 mendatang.
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhajir Effendi, mengemukakan rumah sakit yang dibangun mulai tahun 2010 di atas lahan seluas 9 hektare itu pada tahun 2014 ditargetkan menjadi rumah sakit pendidikan UMM dan tahun 2018 naik kelas menjadi rumah sakit pendidikan utama.
“Tahun depan kita harus mewujudkan rumah sakit pendidikan UMM dengan kategori rumah sakit pendidikan jejaring dan tahun 2018 diharapkan tercapainya kondisi pengembangan penuh sebagai rumah sakit pendidikan utama,” jelasnya, pada Jumat (6/12).
Keberadaan rumah sakit UMM selain melayani pasien umum, juga sebagai rujukan pelayanan kesehatan bagi seluruh mahasiswa dan karyawan kampus, bahkan perkembangannya juga diarahkan memiliki relevansi nyata terhadap pengembangan fakultas kedokteran, Ilmu Kesehatan, Psikologi serta fakultas-fakultas lain yang relevan.
Menurut dia, rumah sakit tersebut juga memberikan fasilitas pemeriksaan lebih lengkap dan modern, bahkan penderita penyakit jantung yang harus melakukan pemasangan ring bisa dilakukan di rumah sakit UMM, sehingga pasien tidak perlu ke Surabaya.
Muhajir menjelaskan rumah sakit UMM dirancang dengan kapasitas 183 tempat tidur dengan layanan medik rawat jalan yang terdiri dari spesialis anak, penyakit dalam, bedah dan obtetri, gynecologi, rawat darurat, rawat intensif (ICU), rawat inap untuk bedah, bersalin, anak dan penyakit dalam serta operasi bedah.
Sementara untuk penunjang medik terdiri dari radiologi, farmasi, laboratorium klinik, gizi, MRI dan hemodialisa. Penunjang nonmedik terdiri dari sterilisasi, pemeliharaan sarana, laundry, kamar jenazah dan pemulasan jenazah serta rumah susun sewa (rusunawa) medik.
“Akhir tahun ini diharapkan semuanya selesai, baik bangunan fisik maupun nonfisik, SDM dan manajemennya, sehingga target operasional penuh bisa terwujud,” tambah Muhajir.
Editor : Sugiharto Purnama
Sumber : ANTARA