Ilustrasi pasar tradisional. (Istimewa)
Suaramahasiswa.info, Bandung – Mengawali permulaan tahun baru 2014 sejumlah harga sembako di beberapa pasar tradisional di Kota Bandung mengalami lonjakan, salah satunya di pasar Cihapit Bandung, pada Rabu (1/1).
Menurut Tuti (53), salah seorang pedagang sembako menuturkan, lonjakan itu disebabkan lantaran libur tahun baru –banyak pedagang yang turut meliburkan diri menikmati suasana tahun baru bersama keluarga.
“Hari ini, banyak grosir yang tutup karena tahun baru. Bahkan, saya mesti beli telur di eceran, jadi harga jualnya lebih tinggi dari biasa,” jelasnya.
Begitu pula dengan tempe yang sempat mengalami kelangkaan, di awal tahun ini dapat dikatakan harga tempe makin tidak stabil lantaran melemahnya nilai tukar rupiah yang menyentuh level Rp12.274 per dolar AS. Sejumlah sembako yang bergantung dengan impor, semaput.
Salah seorang pedagang tempe di pasar Cihapit, Dadang (33), mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah mengakibatkan harga kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe ikut melonjak mengikuti harga dolar.
“Kemarin, harga tempe masih tujuh ribu per potong. Sekarang, naik jadi delapan ribu per potong. Jadi, enggak bisa diperkirakan apakah harganya akan naik lagi atau tidak, nanti,” ujarnya saat diwawancara suaramahasiswa.info, pada Rabu siang (1/1). (Sugih Ahmad/Jobs)
Editor : Sugiharto Purnama
COPYRIGHT 2014