Suasana Kongres Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) hari kedua, di Kampus II Unisba, Desa Ciburial, Kota Bandung, pada Jumat (23/12) dihadiri kurang dari setengah tamu undangan. Ketua DAMF Dakwah, Fadillah Uzhma mengatakan, sebenarnya yang jadi masalah bukan suratnya tetapi sosialisasinya yang penting (Edgina/Job)
Suaramahasiswa.Info, Unisba – Hari pertama kongres Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) hanya dihadiri oleh satu Dewan Amanat Mahasiswa Fakultas (DAMF), yang bertempat di Kampus II Unisba, Desa Ciburial, Kota Bandung. Kongres yang berlangsung pada Kamis (22/12), hanya dihadiri oleh DAMF Tarbiyah. Hal tersebut disebabkan oleh sosialisasi yang kurang dan legalitas surat dipertanyakan, menyebabkan banyak DAMF tidak menghadiri kongres.
Ketua DAMF Dakwah, Fadillah Uzhma membenarkan, surat undangan yang diberikan legalitasnya kurang jelas, tidak ada cap, dan disebar mendadak. “Dalam sehari DAMU merevisi waktu mulainya kongres sebanyak tiga kali. Sebenarnya yang jadi masalah bukan suratnya tetapi sosialisasinya yang penting,” ujarnya.
Senada dengan Fadillah, Ketua DAM Fikom Mahar Qoonita menilai, DAMU kurang dalam sosialisasi dan terlalu mendadak dalam memberi informasi. Ia mengaku tidak mengetahui informasi jalannya acara dan kelanjutan kongres seperti apa.
Ketua DAMU, Dicky Herdyan Putra berpendapat bahwa penyebaran surat dilakukan tanpa adanya cap dikarenakan stempel DAMU hilang. Selain itu ia tidak ingin penyebaran surat tertunda. “Kami telah membuat surat kedua yang disertai cap dan telah disebarkan,” paparnya.
Dicky menambahkan bahwa pihaknya tidak memberikan surat sehari sebelum kongres melainkan dua hari sebelumnya. Beberapa DAMF yang tidak menerima surat disebabkan sekretariatnya tutup. “Surat yang tidak sampai saya takutkan dibaca oleh mahasiswa yang bukan pengurus, dan tidak disampaikan kepada pengurus,” tuturnya. Ia berharap ruang sekretariat digunakan sebaik-baiknya. (Edgina & Aldi/Job)