Psyche tengah di goda oleh para lelaki dalam salah satu scene Drama Musical “Psyche: A Story Of Psychology’s Name” di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Kosambi, Bandung, Sabtu (30/5). (Rangga Mahardika/SM)
“Tapi beginilah cara saya mencintaimu!” teriak Carla kepada Vero. Yang diteriaki tak dapat menerima dan meminta dicintai sebagaimana orang lain mencintai pasangannya. Tepukan tangan penonton membuat saya sadar, ini adalah sebuah petikan dialog dalam Drama Musical “Psyche: A Story Of Psychology’s Name”, besutan Kabaret Ungu, Psikologi Unisba, pada Sabtu siang (30/5).
Memasuki Gedung Kesenian Rumentang Siang, Kosambi, Bandung siang itu, tampak sejumlah muda-mudi berbaju hitam dan kerudung merah yang menyambut kedatangan pengunjung dengan senyum, begitu pula ketika giliran saya. Salah satu dari mereka langsung menuntun ke sebuah kursi paling depan yang berhadapan dengan sebuah panggung. Berdirilah sepasang MC yang suaranya nyaring terasa di telinga. Berselang 10 menit, moderator pun memanggil Stephanie Raihana, Akmal Rahman dan Anton Yustian JR, ketiganya duduk bersama dan menceritakan apa itu Psiko Drama.
“Psyche adalah bagian dari Psikologi,” tegas Stephanie yang kerap disapa Teh Ipeh oleh mahasiswanya di Fakultas Psikologi Unisba.
Sebelum obrolan itu berakhir, dua orang tua mahasiswa yang anaknya terlibat di pementasan ini, bertanya tentang kekhawatiran mereka mengenai kegiatan anaknya di kampus, akhir-akhir ini. Akmal meminta maaf, atas habisnya waktu bersama keluarga akhir-akhir ini sebab persiapan pementasan tersebut. Ia pun menjawab, kegiatan non akademis juga perlu bagi mahasiswa, terutama di Fakultas Psikologi Unisba.
Inilah saat yang ditunggu-tunggu, lampu panggung kian redup, suara musik mulai terdengar dan tirai pentas terbuka. Dibaliknya Psyche tengah digoda oleh 3 laki-laki di dalam sebuah keramaian. Wanita ini dikarunia paras cantik yang membuat semua orang tergila-gila, dan hal ini pun membuat Aphrodite cemburu sehingga meminta Eros (anaknya) untuk menembakan panah asmara pada Psyche dan Monster. Namun sang dewa cinta malah mencintai manusia itu.
Singkat cerita, mereka menikah sayangnya Psyche tak dapat melihat rupa Eros. Ia yang mabuk rasa penasaran pun akhirnya berhasil melihat rupa suaminya. Namun Eros naik pitam dan meninggalkan wanita itu. “Cinta tak mesti dapat kau lihat!” tutupnya. Sorak-soray penonton mengiringi tirai yang menutup, terlihat kedua orang tua yang sebelumnya bertanya akan kegiatan anak mereka, berdiri dan bertepuk tangan. (Muhammad R. Iskandar/SM)