Aksi panggung salah satu pengisi acara Time Machine 90’s Decade, The Fifth saat membawakan lagu milik Blur berjudul Parklife di Warung Raramean (Warme), Jalan Sederhana, Pasteur, Sukajadi, Kota Bandung pada Sabtu (25/3/2017). Acara ini merupakan bentuk penghormatan terhadap band-band yang berkiprah tahun 90-an.
Suaramahasiswa.info, Bandung – Menghabiskan waktu malam Minggu dengan alunan musik tahun 90-an menjadi pilihan kami kali ini. Alunan lagu Creep milik Radio Head menyambut kedatangan kami. Musik Alternatif Rock yang dibawakan oleh Weenie Beenie sebagai penghormatan kepada band asal Inggris ini. Weenie Beenie menjadi pembuka pada acara tersebut terlihat santai dalam membawakan lagu-lagu dari Radio Head.
Sebanyak tujuh band diundang untuk mengisi acara yang bertajuk Time Machine 90’s Decade di Warung Raramean (Warme) pada Sabtu (25/3). Adapun deretan band yang tampil dengan tribut, terdiri dari Just For Joy (Blink 182), Biosis (Oasis), The Fifth (Blur), Tajam (Pearl Jam), Jainsm (Nirvana).
Selanjutnya, kami disuguhkan oleh pertunjukan Just For Joy. Band yang berkiblat pada salah satu group musik dengan aliran Pop Punk, Blink 182 membawakan lagu Felling This yang larut dalam telinga para pendengarnya. Penonton semakin enerjik ketika mereka membawakan lagu All The Small Things. Lagu yang sukses pada tahun 1999 ini, menciptakan perpaduan sorak penonton dan suara sang vokalis.
Di penghujung acara, Jainsm menjadi penutup yang pamungkas. Dengan aliran grunge, pengunjung sengaja menciptakan arena mosing untuk menikmati musik ala Nirvana. Antusiasme dari personil Jainism untuk pertunjukannya sangat tinggi. Tak ingin ada kesalahan nada, mereka berusaha menampilkan performa terbaik. “Kita cuman pengen main enak,” ucap Raka Gilang (personil Jainsm).
Lagu bertajuk Smells Like Teen Spirit milik Nirvana menjadi lagu penutup yang membangkitkan semangat penikmat aliran grunge. Namun, pertunjukan sempat terganggu akibat ampli yang tidak berfungsi. Berkali-kali bassist Jainism, Raka menghentakan kakinya ke arah effect sembari dibantu oleh kru, berharap instrument kembali bejalan dengan baik. Akhirnya, lagu tetap dibawakan sampai akhir beserta seremoni membanting gitar layaknya Kurt Cobain oleh vokalis Jainism. “Tahun 90-an merupakan anugerah,” cerita Riano, sebab menurutnya sebelum tahun 90-an, musik dianggap hal yang rumit.
Acara yang bertemakan nuansa tahun 90-an ini adalah serangkaian acara penutup dari acara yang telah dilaksanakan, yaitu acara 70-an dan 80-an. Windrou Herdiansyah, selaku ketua pelaksana menjelaskan acara ini merupakan bentuk penghormatan terhadap band-band 90-an. “Kami mau, hiburan pada masa itu jangan sampai dilupakan.” ujar salah satu mahasiswa Unikom itu. (Febrian & Iqbal/SM)