Warga Bandung sedang menikmati hiburan dari berbagai band indie di acara Car Free Night, Selasa (31/12). (Wildan/Job)
Sejak lama Dago dinobatkan sebagai jalan ikonik di Kota Bandung. Sering kali pemerintah daerah mengadakan pesta rakyat yang bertempat di sini, dan kali ini adalah car free night, yaitu acara menyambut malam pergantian tahun. Maka, tidak heran kalau jalan ini selalu menjadi tempat serbuan warga Bandung pada malam tahun baru.
Kala fajar yang sudah hilang digantikan oleh rembulan, dengan ditemani angin malam yang tak begitu berhembus kencang, aku dan seorang temanku berjalan menyusuri jalan Tamansari, kami tertarik untuk menyaksikan keramaian malam pergantian tahun di Dago tepatnya di jalan Ir.H.Juanda, Bandung. Suara terompet yang nyaring terdengar dari tiupan orang yang berlalu lalang di jalan maupun di dalam kendaraan membuat kami bersemangat untuk melangkah.
Sampailah kami di ujung jalan Dago, terlihat ratusan orang memadati kawasan ini bagai semut yang mengerubungi sebuah kue manis, begitupun dengan kendaraan yang terparkir sudah tak karuan demi mendapatkan tempat bersandar. Padahal masih sekitar empat jam lagi menuju tahun baru, tetapi kawasan disini sudah sangat padat. Kami pun mulai melangkah memasuki kawasan Dago. Terlihat banyak pedagang terompet dan pernak-pernik khas tahun baru seperti bando tanduk yg bersinar, bola-bola tangan yang berkelap kelip, hiasan meja, serta berbagai penjual makanan dan minuman yang sangat mengundang selera. Langit-langit di sini penuh dengan bola lampion yang menggantung di sepanjang jalan, seakan menambah keindahan gelapnya malam. Di satu bahu jalan terlihat sekelompok pengamen menari-nari sambil bernyanyi lagu anak-anak menampilkan yang terbaik demi mengundang perhatian pengunjung car free night. Ditambah suara letusan kembang api yang membuat suasana semakin ramai, kami berjalan berdesakan dengan pengunjung lainnya sampai udara dingin pun tak terasa disini.
Di pertengahan jalan ini terdapat panggung berukuran 2×4 meter yg menghadap Jl.Teuku Umar. Karena banyak warga yang memadati area ini, kami pun ikut memadati disini sambil berdiam sejenak menghilangkan rasa capek, dan seketika rasa lelah itupun hilang begitu melihat penampilan salah satu band indie yang bergendre dangdut-pop membawakan lagu dangdut yang di mix dengat lagu pop. Penampilan band ini membuat saya terpaku tak ingin melangkah ke tempat lain, padahal di ujung sana masih terdapat beberapa hiburan yang disiapkan untuk menarik pengunjung.
Kami bertanya-tanya tentang acara yang disuguhi di panggung ini, sampai akhirnya kami di pertemukan dengan salah satu panitia ‘Lampion Festival Dago’. Ya, itulah tema dari salah satu acara di Car Free Night ini. “Tahun ini acara pertama Car Free Night yang pake main stage. Kami disini menyuguhkan 8 band indie, 2 komunitas dan berbagai macam hiburan yg bersifat ‘bandung banget’ dan di dukung penuh sama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, ada juga peresmian BANDROS (Bandung Tour on The Bus) ” ujar Nadia (21), salah satu panitia Lampion Festival Dago. Ridwan Kamil (Walikota Bandung) langsung yang memberi sambutan hangat sekaligus meresmikan BANDROS yaitu bus pariwisata baru warga Bandung. Tak terasa waktu menunjukan pukul 23.00 WIB dan itu artinya satu jam lagi menuju tahun 2014 .
Tepat tengah malam, dengan dipandu sorak oleh Walikota, seluruh warga yang berada di sekitaran Dago meneriakan hitungan mundur dari 3..2..1.. ‘Teeeeeett’ ‘Duaaararrr’ serentak kembang api pun diluncurkan bersamaan dengan tiupan terompet. Kini langit tak terlihat gelapnya karena penuh dihiasi oleh warna-warni api yang meluncur dan bermekar bagai bunga yang berfotosintesis diatas sana, semua dagu menopang ke atas melihat keindahan langit yang gemerlap penuh warna, dengan berharap semoga tahun ini lebih baik dari tahun yang baru saja dilewati.
Di tengah – tengah kemeriahan itu Ridwan Kamil mengumumkan bahwa bis yang telah diresmikannya datang, serentak warga yang mengerumuni jalan Dago berdesak mundur hendak memberi jalan sambil bersorak dan bertepuk tangan.Terlihat suatu kebanggaan dari warga Bandung akan kehadiran BANDROS, bus bertingkat berwana merah yang memiliki atap terbuka. “Seneng ya, akhirnya Bandung punya bus pariwisata yang kayak di luar negeri, semoga dengan adanya bus ini warga Bandung bisa lebih kreatif ngejadiin Bandung kota pariwisata” tutur Nita Herlina (45) .
Selepas pesta kembang api, warga Bandung pun sedikit demi sedikit mulai berjalan meninggalkan tempat yang di pakai berkumpul untuk merayakan pergantian tahun. Sampai akhirnya hanya sampah yang tinggal berserakan di sepanjang jalan dan menumpuk di bahu jalan. Pemandangan indah tadi seketika berubah menjadi pemandangan yang tak ingin disinggahi. Polisi mulai membuka jalan Ir.H.Juanda, tempat yg tadinya penuh sesak dengan orang-orang kini sudah berubah menjadi jalanan biasa yang dilewati kendaraan bermotor. (Wildan&Tanesia/Jobs)