Foto: Dokumentasi SM
Suaramahasiswa.info, Perth – Idul Adha selalu menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain hari raya besar bagi umat Islam, Idul Adha juga ditunggu karena keberkahannya; membagi-bagi daging (Sapi dan Kambing) kepada anak Adam yang membutuhkan. Semua golongan akan mendapat kesenangan dengan daging kurban. Sate menyate, Gulai, Sop, Rendang adalah sekian olahan shahih yang menjadi tradisi Idul Adha di Tanah Air.
Tidak hanya di Tanah Air, kesenangan Idul Adha juga dirasakan oleh mahasiswa yang berkuliah di luar Indonesia. Ia adalah Amalia Cahaya Putri, mahasiswa Indonesia yang tengah menimba ilmu di Australia. Ia mengaku kebersamaan dengan sesama warga Indonesia di sana tatkala Idul Adha semakin erat. Rasa rindunya pun pada Indonesia terbalas ketika hari raya ini, karena makanan khas nusantara siap menjejal perutnya.
Ditanyai mengenai kurban, Amalia berkisah, mahasiswa atau warga Indonesia di Australia bisa berkurban lewat konsulat atau Moslem Community. Atau dengan cara mengirim uang ke sanak keluarga di kampung halaman.
“Biasanya dari Konsulat Jenderal Indonesia di Perth ngadain salat Idul Adha, di gedung pertemuan. Salatnya mulai jam 08.30 waktu Perth. Dan asiknya, setelah salat biasanya ada banyak banget makanan yang orang-orang Indonesia masak lalu dibagi untuk orang-orang sehabis salat. Bener-bener kerasa kebersamaanya,” ungkap Amalia, yang tengah berkuliah di North Metropolitan TAFE, Perth saat dihubungi, Selasa (13/9).
Selain itu ia menjelaskan, jika di Australian saat akan menyembelih hewan kurban tidak bisa sembarangan, harus melalui ke organisasi penyembelihan hewan kurban sebab di sana hewan memiliki hak asasi.
Suka duka tentu dirasakan oleh Amalia. Ia menceritakan, bila di Indonesia ada tradisi berkumpul saat sudah salat Idul Adha, di Australia hari raya tidak libur karena bukan termasuk public holiday. Jadi sehabis salat biasanya langsung beraktivitas, seperti kuliah atau bekerja.
Rasa kangen, tentu dirasakan olehnya karena merayakan Idul Adha tanpa keluarga, selain itu ia pun sudah tiga kali tidak merayakan hari raya di Indonesia. Amalia menutup perbincangandengan berharap untuk bisa ber-Idul Adha di Indonesia juga bersama keluarga tercinta.
“Pastinya kangen, apalagi kangen sate maranggi yang dibuatin sama papa. Terakhir Idul Adha tiga tahun lalu, jadi kangen banget ngumpul sama keluarga besar. Semoga tahun depan bisa merayakan Idul Adha dengan keluarga,” tutupnya. (Insan/SM)