Soreang, SM – Memasuki musim hujan, banjir bandang setinggi kurang lebih empat meter telah menenggelamkan beberapa daerah di Kabupaten Bandung pada, Minggu sore kemarin (18/11). Salah satu lokasi terparah terjadi di Komplek Cingcin Permata Indah (CPI), Soreang. Sekurang-kurangnya ada 700 kepala keluarga mejadi korban dalam peristiwa ini. “Iya, gara-gara hujan gede sekitar minggu sore kemarin” ucap Ijal, warga sekitar.
Selain menyebabkan kerusakan pada rumah dan lingkungan sekitar, banjir juga menghanyutkan mobil milik warga. Menurut penuturan Asep, warga komplek tersebut, dua di antaranya berhasil diselamatkan. “Yang paling parah itu mobil estillo, sampai hanyut terus nyangkut di selokan,” ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, turut datang ke lokasi kejadian guna memberi support kepada para korban. Ia juga akan mengerahkan tim pramuka guna membantu warga dalam membangun kembali sarana dan prasarana Komplek CPI.
Menurut informasi dari warga sekitar, bencana ini telah menelan dua orang korban jiwa. “Yang satu seorang kakek, yang satu lagi bocah berumur 4 tahun,” ungkap Taufik, warga sekitar komplek. Namun kabar tersebut tak langsung dipercaya oleh Amir Basuki, sekretaris RW 13 komplek CPI. Menurut laporan yang ia terima sampai saat ini, tidak ada korban jiwa satupun dari musibah ini.
Longsor di Desa Sadu
Hujan juga mengakibatkan tanah longsor di Desa Sadu, Soreang, Kabupaten Bandung. Longsor yang terjadi sekitar pukul 20.00 WIB kemarin malam di jalan perbatasan Soreang-Ciwidey, telah menimbulkan kemacetan dan melumpuhkan transportasi yang melewati jalur tersebut. Dua korban yang tertimbun tanah longsor hingga saat ini belum ditemukan.
Berdasarkan penuturan A. Ridwan, polisi yang menjaga lalu lintas sekitar, korban adalah seorang anak dan ibunya. Sementara satu orang yang lain berhasil meloloskan diri dari lumatan tanah longsor tersebut. “Ini gara-gara orang sekitar suka mengeruk pasir yang ada di tebing, alhasil akibatnya seperti ini,” papar Fariz, tentara yang juga berjaga di lokasi kejadian. (Bobby/SM)