Iren Hazkia, Anggota BEM Fikom Unisba sedang diwawancara perihal keputusan akhir mediasi pakaian hitam putih Mahasiswa Fikom Unisba, Senin (5/12) di Pelataran Akuarium Unisba.(Chintya/Job)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Setelah sebelumnya melakukan mediasi perihal pakaian hitam putih yang berlangsung di fakultas lantai dua , Senin (5/1) untuk terakhir kalinya pihak fakultas dan mahasiswa Fikom melakukan pertemuan. Berlangsungnya mediasi kali ini dihadiri oleh Dekan Fikom, Wakil Dekan 1, Bagian kemahasiswaan dan empat Ketua Lembaga Fikom. Namun, Ketua lembaga Hima PR berhalangan hadir dalam mediasi tersebut dikarenakan adanya Musyawarah Besar (MUBES) Hima PR.
Iren Hazkia (21), selaku perwakilan dari BEM Fikom Unisba menyatakan bahwa pihak fakultas tidak bisa memastikan untuk kedepannya tetap memakai pakaian hitam putih atau tidak. Saat berlangsungnya mediasi terjadi perdebatan antara Ketua dari setiap lembaga dengan pihak fakultas. “Ya, jadi untuk sisa tiga ujian terakhir mereka bilang masih sosialisasi, masih bisa untuk memakan jas almamater atau baju bebas,” ujarnya.
Dekan Fikom 1 Unisba, Oji Kurniadi mengatakan untuk pemakaian hitam putih berlaku untuk angkatan 2014. Ia pun mengatakan untuk angkatan atas, mereka diperbolehkan untuk memakai jas almamater atau pakaian seperti biasa. “Buat saya, ya memakai jas almamater tidak apa-apa,” ungkapnya.
Tondiky Sinaga mahasiswa Manajemen Komunikasi 2013 beranggapan bahwa dirinya lebih nyaman untuk memakai jas almamater ketimbang memakain baju hitam putih. Ia pun mengaku cukup senang dengan usaha dari teman-teman Fikom sendiri, “saya senang dan cukup puas karena sebenarnya saya sendiri tidak setuju untuk memakai baju hitam putih karena lebih nyaman memakai kemeja dengan jas almamater,” jelasnya. (Chintya/Job)