Suaramahasiswa.info, Unisba – Ujian Tengah Semester (UTS) telah dimulai, namun bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba) ada kecemasan tersendiri pada UTS kali ini. Hal ini terkait polemik pakaian untuk ujian yang masih belum ‘diamini’ oleh sebagaian besar mahasiswanya.
Dekan Fikom angkat bicara tentang masalah ini. Untuk pakaian yang dikenakan saat ujian harus sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Universitas. Peraturan tersebut sudah tertera pada buku panduan akademik Universitas Islam Bandung. “Peraturan mengenai pakaian hitam putih sudah tertera pada buku panduan akademik 2014/2015. Hal itu sudah terjamin kebenarannya, sehingga sudah saya sosialisasikan pada open house Fikom 2015. Seluruh orang tua pun telah mengetahuinya,” ujar O. Hasbiansyah.
Efik Yusdiansyah pun menanggapi, bahwa setiap peraturan yang dibuat harus dipatuhi oleh setiap masyarakatnya. Ciri manusia itu harus bisa diatur agar tetap pada satu tujuan. “Peraturan harus dijalankan. Ciri manusia itu bisa diatur, jika tidak bisa diatur jangan jadi manusia,” tutur Wakil rektor II Unisba ini.
Salah satu lembaga Fikom, yakni Himpunan Mahasiswa Public Relation (Hima PR) bersikap untuk mengikuti tata tertib tersebut. Danang Narendra, selaku ketua dari Hima PR menuturkan, saat ini ia dan teman-teman lembaganya akan mengikuti peraturan yang ada. “Kami tidak mendukung atau mengiyakan tapi kami menghargai proses yang panjang. Untuk saat ini kami mengikuti tata tertib yang diberikan fakultas dan lalu kami akan memperjuangkan kembali kepada Rektorat sesuai dengan janji dari dekan Fikom Unisba,“ jelasnya. (Agam/SM)