Mahasiswa sedang memberikan donasi di posko penggalangan dana BEM FH Unisba untuk Aleppo Ranggagading pada Rabu (28/12/2016). Pengeboman yang dilakukan oleh pesawat rezim pemerintah di Kota Aleppo, Suriah memicu banyak komentar dari seluruh dunia. (Rafi Soe/Job)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Pengeboman yang dilakukan oleh pesawat rezim pemerintah Bashar Al-Assad di Kota Aleppo, Suriah memicu banyak komentar dari seluruh dunia. Wakil Dekan I Fakultas Hukum (FH) Unisba, Neni Ruhaeni yang ditemui di ruang dekanat Fakultas Hukum, Rabu (28/12), turut berkomentar mengenai hal ini. Menurutnya bila ditinjau dari prespektif hukum internasional, yang terjadi di Aleppo ini sebenarnya adalah konflik internal.
Neni menambahkan, bila rezim Bashar Al-Assad telah melangar hukum perang dan hak asasi manusia, sebab mereka telah menyerang anak-anak dan wanita. Menurutnya masyarakat internasional pun berhak menuntut keadilan. “Saya berharap pemerintah Indonesia dapat memberikan perhatian terhadap kasus yang terjadi di Aleppo, karena pemerintah wajib mengakomodasi aspirasi kaum muslimin yang turut merasakan pembantaian yang terjadi disana,” ujar dosen hukum internasional itu.
Sedangkan menurut Dekan Fakultas Dakwah Bambang S. Ma’arif, inti dari masalah ini adalah perebutan mineral dan sumber daya lain yang ada di Suriah. “Apa yang terjadi di Suriah bukan hanya masalah ideologi dan politik namun juga ada masalah perebutan mineral dan lainya yang ada di sana, terlebih Aleppo adalah kota terbesar sekaligus pusat ekonomi yang strategis,” ujarnya.
Bencana yang terjadi di Aleppo ini juga mengetuk hati ketua BEM FH Maulana Yusup. Dirinya melakukan penggalang dana bagi korban di Aleppo. Ia juga berpendapat bahwa apa yang terjadi di Aleppo adalah pembantaian yang melanggar hak asasi manusia. “Sebagai sesama manusia, mahasiswa harus peduli soal itu. Semoga seluruh mahasiswa Unisba dapat tersentuh hatinya dan bersama-sama membantu baik moril ataupun materil untuk saudara kita di Aleppo,” pungkasnya. (Rafi Soe/Job)