
Wartawan Tirto.id, Aulia Adam saat menjadi pemateri di Pelatihan Jurnalistik Tingkat lanjut Nasional (PJTLN) pada (17/7/2018) di Mess Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Adam menjelaskan bahwasannya kinerja wartawan di Indonesia masih sangat rendah mengenai peliputan serta kode etik yang sering diabaikan oleh para wartawan saat melakukan wawancara. (Foto: Intan Radhialloh/SM)
Suaramahasiswa.info, Berastagi – Pelatihan jurnalistik digelar Pers Mahasiswa Pijar Universitas Sumatera Utara (USU) yang menghadirkan pemateri seputar teknik reportase pada Selasa (17/7). Wartawan Tirto.id, Aulia Adam, memaparkan bahwa kinerja wartawan Indonesia dalam berprofesi jurnalistik masih belum maksimal.
“Kebanyakan wartawan melewatkan tiga teknik proses observasi, riset data, dan wawancara, serta tidak dilakukan secara berurutan. Kebanyakan wartawan berharap, saat bertemu dengan narasumber ia mempercayai apa yang dikatakan narasumber dan mendapatkan data dari wartawan lain. Hal itu yang kemudian dituliskannya,” ujarnya saat menyampaikan materi di Kecamatan Berastagi.
Selain itu, Adam menuturkan, kode etik jurnalistik perlu diperhatikan bagi para wartawan. Musababnya, wartawan harus bekerja memahami serta menghormati persamaan hak asasi manusia. Menghormati kemanusiaan dan kewajiban melakukan verifikasi fakta dan data, diakuinya wajib untuk diterapkan.
Adam menjelaskan ada beberapa masalah lain yang terdapat di media Indonesia, diantarannya mencabut hak atau menghapus berita yang telah di-publish. “Harusnya malu kalo nulis berita lalu di hapus lagi, karena dalam buku Agama Saya adalah Jurnalisme, itu merupakan sesuatu hal yang haram dilakukan,”akhirnya. (Fadhis/SM)