
Wakil Dekan III Fakultas Hukum, Husni Syawali menghadiri acara Forum Audiensi Bersama Dekanat yang diadakan oleh BEMFH pada Senin (15/4/19) di Basement Gedung Unisba Rangga Gading, Jalan Rangga Gading Nomor 8. Acara ini diadakan untuk menampung aspirasi dari mahasiswa Fakultas Hukum. (Shella/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Forum Audiensi Bersama Dekanat yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum (BEMFH) Unisba diselenggarakan pada hari Senin (15/4), bertempat di Basement Gedung Unisba Rangga Gading. Ketua BEMFH Yuda Pratama menjelaskan audiensi ini baru pertama kali dilakukan untuk Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) dan diadakan agar Dekanat dapat mengetahui kebutuhan mahasiswa. “Sekalian kita juga silaturahmi dan menjaga hubungan baik dengan Dekanat,” ucapnya saat ditemui di Sekertariat BEMFH.
Lanjutnya, dalam kegiatan ini Yuda menilai sesi tanya jawab mahasiswa dengan Dekanat berjalan dengan baik. Dari sekian banyak pembahasan, terdapat beberapa pembahasan yang cukup menarik perhatian, diantaranya;
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
Dosen Hukum Tata Negara, Rusli Iskandar menanggapi bahwa kegiatan PKM sudah ada, namun tidak bersifat wajib. Rusli menyarankan jika mahasiswa menginginkan program tersebut, bisa saja kembali diadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Fakultas akan turut membantu dalam hal fasilitas. “Tinggal bikin saja proposalnya, serahkan ke bagian yang ngurus. Nanti juga diproses, setelah dibahas dengan Wakil Rektor I,” ujarnya.
Test Of English as a Foreign Language (TOEFL) Gratis bagi Mahasiswa Fakultas Hukum
Wakil Dekan III FH, Husni Syawali menjelaskan Fakultas pun ingin menyediakan program seperti itu. Karena FH memiliki target, agar kedepannya lulusan FH harus memiliki score TOEFL minimal sejumlah 450. Namun, untuk melaksanakannya pihak Fakultas perlu mendiskusikan kembali dengan Wakil Rektor I. “Kita diskusi dulu, Universitas mampu gak membiayai kita?,”ucap Husni.
Kurikulum Ideal, Pemisahan Matkul PIH dan PHI
Mahasiswi Fakultas Hukum 2018, Annisa Aurelia mengeluhkan bahwa Paket mata kuliah ini, dinilai membingungkan dan memberatkan bagi mahasiswa semester satu. Hal ini didasari, matkul PIH seharusnya dipelajari lebih dahulu sebelum PHI. Karena PIH merupakan pembelajaran dasar dari semua materi hukum. Selain itu, paket ini dirasa memberatkan karena bobot materi yang sama beratnya. “Kan banyak hapalannya, terus dua-duanya juga 3 sks. Jadi ya beratlah,” ucap Annisa.
Mengenai ini, Rusli mengaitkannya dengan mata kuliah Perjanjian Internasional dan Pidana Internasional yang juga mengalami permasalahan yang sama. “Kita sudah mencoba, tapi bagaimana? Memang sulit, karena sudah paketan dari sananya,” jelasnya.
Masalah Jadwal Bentrok
Permasalahan ruang kelas yang bentrok, sama seperti permasalahan mata kuliah. Permasalahan ini merupakan ‘makanan harian’ FH selama bertahun-tahun, namun tetap tidak terselesaikan. Dalam hal ini, Rusli menegaskan walaupun membingungkan, ia menilai masalah ini dapat diselesaikan oleh mahasiswa sendiri.
Mahasiswa Fakultas Hukum, Muhammad Firmansyah Baharuddin berharap kedepannya forum audiensi ini kembali digelar, agar aspirasi mahasiswa dapat disampaikan kepada pihak Fakultas. “Puas sih. Tadi pertanyaan yang dilempar sama mahasiswa juga emang pada bagus. Terutama tentang PKM, aku tertarik sama itu,” tutur Firman yang juga Mahasiswa 2018.
Reporter: Shella Mellinia/SM
Penulis: Shella Mellinia/SM