Suaramahasiswa.info, Unisba- Aksi “Bandung Solidarity For Palestine” kembali digelar guna membela Palestina atas penindasan dari Pemerintah Israel, di Taman Dago Cikapayang, Kota Bandung, pada Minggu (9/6). Aksi ini dihadiri oleh beberapa Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam, pegiat literasi, akademisi, dan elemen masyarakat lainnya.
Aksi ini diawali dengan menampilkan pertunjukan dari beberapa grup musik, seperti Sunbath, Gloath, Leipzig, Sucka, dan Aeonletta untuk memobilisasi massa. Selanjutnya massa aksi melakukan Long March dari Taman Dago Cikapayang sekitar 30 menit dari pukul 17.20 WIB hingga 17.50 WIB.
Salah satu inisiator aksi “Bandung Solidarity for Palestine”, Gufori menjelaskan bahwa aksi ini kembali digelar sebagai bentuk kemarahan terhadap Pemerintah Israel yang melanggar kesepakatan. Sebelumnya terjadi kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata permanen di Palestina pada Minggu (5/5). Namun, Pemerintah Israel justru menyerang Palestina melalui agresi militer darat pada Senin (6/5) .
“Di hari kesepakatan itu (gencatan senjata, Red) terjadi ternyata besoknya, Senin (6/5), Netanyahu menyerang Rafah melalui agresi militer darat. Nah, maka dari itu akhirnya kemarahan itu terjadi lagi dan teman-teman mencoba untuk menginisiasikan kembali aksi,” ucapnya pada Minggu (9/6).
Gofari menambahkan bahwa aksi ini bertujuan untuk menciptakan ruang titik temu yang baru. Selain itu, digunakan sebagai ajang memperpanjang kampanye isu Palestina serta menarik massa aksi yang lebih masif.
Dalam aksi bela Palestina kali ini terdapat beberapa lapakan juga yang meramaikan. Di antaranya, lapakan Perpustakaan Jalanan, Pasar Gratis, Screaming at Word, Kolektif Basah Kuyup, Rise Above Media, serta Cukur Gratis.
Burhan, pegiat lapakan Perpustakaan Jalanan, mengatakan bahwa lapakan ini bertujuan sebagai media untuk bertukar informasi. Ia juga ingin mengaktivasi berbagai ruang terutama taman-taman di setiap kecamatan atau kelurahan.
Selain itu, ia mengharapkan isu-isu lahan di Palestina dibentuk menjadi lebih inklusif, bukan eksklusif. Sehingga isu Palestina dapat dibahas oleh semua kalangan seperti anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bahkan anak Sekolah Dasar (SD).
Di sisi lain, salah satu massa aksi, Agung Nugraha mengungkapkan bahwa ia mengikuti aksi bela Palestina kali ini untuk menyuarakan isu Palestina agar banyak kalangan yang sadar dan membela Palestina. “Di Sosial Media kan khusus untuk gen-Z saja, sedangkan orang tua itu gaptek. Jadi, dengan adanya aksi seperti ini membuat mereka sadar bahwa aksi dan isu Palestina itu benar adanya,” jelas Agung saat diwawancarai pada Minggu (9/6).
Sementara itu, Gofari pun berharap agar massa aksi yang datang ke aksi ini dapat lebih peduli terhadap isu-isu yang sedang terjadi di dunia. “Saya harap ketika teman-teman datang ke aksi ini, mereka jadi tidak tidur malam ini karena memikirkan hal yang sedang terjadi di belahan dunia. Tidak hanya di Palestina, namun Kongo, Sudan, Papua Barat dan lain-lain,” ujar Gofari.
Reporter: Muhammad Nurjana & Alfira Putri Marcheliana Idris/SM
Penulis: Alfira Putri Marcheliana Idris/SM
Editor: Adelia Nanda Maulana/SM