Gambar tangkap layar dari Twitter @DigeeembokFC ini memperlihatkan seorang mahasiswa yang sedang diinterogasi perihal aksi yang sedang berlangsung.
Suaramahasiswa.info, Unisba – Seorang mahasiswa yang berada dalam video mahasiswa dibayar Rp100.000 untuk melakukan aksi angkat suara. Video yang diunggah oleh akun Twitter @DigeeembokFC ini memperlihatkan seorang mahasiswa yang sedang diinterogasi perihal aksi yang sedang berlangsung. Sontak video tersebut ramai diperbincangkan lantaran disebar ketika momen aksi Undang-Undang Cipta Kerja berlangsung, tepatnya pada Kamis (8/10). Hingga tulisan ini diterbitkan, video tersebut telah disaksikan 214.600 kali.
Ketua Dewan Amanat Mahasiswa (DAM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unisba, Asaepul Gina angkat suara dikarenakan WK, inisal dari mahasiswa yang berada dalam video tersebut merupakan mahasiswa FEB Unisba. Dalam wawancaranya dengan Suara Mahasiswa, Gina bersama WK memaparkan jika video yang beredar merupakan peristiwa ketika deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada tanggal 7 September 2020 lalu. Gina lanjut menegaskan jika WK ditugaskan sebagai pers oleh Muhram Fauzi.
“Itu bukan terjadi ketika ada aksi UU Cipta Kerja tanggal 7-8 Oktober lalu, melainkan ketika ada deklarasi KAMI dan kemarin kita sudah menyelesaikan masalah ini di Fakultas sendiri. Urutan kronologis nya, WK ini ditugaskan sebagai Pers, cuma yang jadi masalah di sana adalah Kang Uji lupa untuk memberikan kartu Pers,” tutur Gina melalui panggilan Whatsapp, pada Rabu (14/10).
WK bercerita dirinya berada dalam tugas mendokumentasikan deklarasi KAMI di Gedung Sate. Ketika bertugas ia diamankan oleh sejumlah aparat dan diintrogasi sesuai dengan video yang beredar. WK tidak menampik jika dirinya dibayar Rp100.000 untuk sekedar mendokumentasikan kegiatan.
“Bukan atas nama Unisba. Saya juga gak tau, pokoknya disuruh aja sama Kang Uji. Secara kronologinya itu disuruh motoin aja. Setelah motoin, diamakan sama PM (Polisi Militer). Sesuai diintrogasi itu, nah apa yang beredar dalam video itu memang benar dibayar 100 ribu untuk motoin saja bukan untuk aksi sebenarnya,” ucap WK melalui panggilan Whatsapp, pada Rabu (14/10).
Muhram Fauzi kepada Suara Mahasiswa memaparkan jika saat itu ia berada di tempat kejadian dan sedang meliput aksi yang tengah berlangsung di depan Gedung Sate. Ia meminta bantuan kepada WK untuk mendokumentasikan kegiatan aksi yang nantinya akan dimuat di beritanya. Muhram memaparkan jika ia memberi uang kepada WK atas nama pribadi karena telah membantu untuk mendokumentasikan. “Atas nama pribadi aja saya ngasih (uang),” ujarnya melalui panggilan suara Whatsapp, hari Rabu (14/10).
Muhram menegaskan jika dirinya dengan WK tidak mengatasnamakan Unisba maupun pihak yang sedang melakukan aksi di depan Gedung Sate lalu. “Memang saya tidak ada hubungannya dengan massa aksi KAMI dan massa aksi yang berlawan dengan KAMI,” katanya.
Reporter: Tazkiya Fadhiilah
Penulis: Tazkiya Fadhiilah
Editor: Ifsani Ehsan Fachrezi