Wartawan Vice Indonesia, Ardyan M. Erlangga menjelaskan perbedaan media Vice Indonesia dengan media mainstream lain, di Auditorium Pascasarjana Fikom Unpad Jalanl Hegarmanah, Jatinangor, Sumedang pada Jumat (10/6/2017). Ia menjadi salah satu pembicara di acara Genetitas yang bertema ‘Bangkitnya Media Alternatif di Indonesia’. Acara yang diselenggarakan Pers Mahasiswa Djatinangor ini juga hadir bertepatan dengan ulang tahun media ini.
Suaramahasiswa.info, Jatinangor – Pers Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unversitas Padjajaran (Unpad), Djatinangor menggelar acara Genetitas di Auditorium Pascasarjana Fikom Unpad pada Jumat (6/10). Kegiatan tahunan yang bertemakan, Bangkitnya Media Alternatif di Indonesia dibuat untuk merayakan ulang tahun Djatinangor yang ke-20.
“Kita mewadahi kegiatan kekinian di bidang jurnalistik. Misal tahun kemarin temanya jurnalis travelling karena lagi musimnya,” ungkap Nia Hoerunnisa selaku ketua pelaksana acara ini.
Ketua Divisi Acara, Reza Pahlevi menuturkan jika media alternatif ini merujuk pada konten yang dibuat. Ia menambahkan dalam lima tahun terakhir, media alternatif seperti Mojok, Mcdeline dan Tirto bisa menarik pembaca melebihi media konvensional. “Media alternatif sekarang ini berhasil menciptakan ruang publik baru,” ucapnya.
Reza memaparkan jika Genetitas memiliki lima pemateri yang menyangkut dengan media alternatif. Tiga materi yang sempat ia ungkapkan ialah klasifikasi media alternatif, hubungan media dengan generasi Millineal juga generasi Z, dan praktik perbedaan media konvensional dan alternatif. Selain materi, acara ini pun menyuguhkan hiburan musik oleh anggota Djatinangor.
Tanggapan pun diungkapkan oleh mahasiswa Fikom Unpad, Ekky Ulfah. Ia merasa puas dengan pemateri yang disuguhkan. Dengan adanya acara ini, ia lebih memahami perbedaan media alternatif dan kovensional. Ia berharap acara Genetitas akan tetap ada tiap tahunnya. “Pertama kali ikut acara ini, disambut panitia yang ramah-ramah banget, mantap!” (Puteri Redha/SM)