Seorang pejalan kaki tengah melewati Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang terletak di samping Fakultas Kedokteran Unisba pada Kamis (15/12/2016). Kepala Seksie Keamanan, Ketertiban dan Kebersihan (Kamtiber) Robani, mengatakan Unisba tidak mempunyai TPS, yang menyebabkan sampah dibuang ke TPS milik RW setempat. (Fadil dan Edgina/Jobs)
Suaramahasiswa.info, Unisba– Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang terletak di samping gedung Fakultas Kedokteran Unisba, merupakan tempat pembuangan sampah yang berasal dari Unisba. Sampai saat ini, Unisba belum mempunyai TPS sendiri. Hal tersebut diakui oleh Robani, Kepala Seksie Keamanan Ketertiban dan Kebersihan (Kamtiber) Unisba saat ditemui diruangannya pada Kamis (15/12).
Robani menambahkan dikarenakan Unisba tidak mempunyai TPS, sampah pun harus dibuang ke TPS milik RW setempat. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa sampah yang bertumpuk di TPS ini berasal dari Fakultas Kedokteran, Pascasarjana dan gedung Rektorat Unisba.”Dalam sebulan Unisba harus membayar Rp 6.000.000 kepada Pemerintah Daerah perihal sampah ini,” ujar pria yang akrab disapa Ibeng itu.
Letak TPS yang berada di trotoar pun menyebabkan terganggunya pejalan kaki. Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu petugas yang mengangkut sampah bernama Dedi. Ia mengatakan hal ini sangat menganggu namun karena tuntutan pekerjaan ia tidak bisa berbuat apapun. “Sayangnya, tidak ada lagi tempat lain untuk TPS karena kurangnya lahan di Kota Bandung,” tuturnya.
Kharisa Wijaya, mahasiswi Fakultas Teknik Planologi 2016 mengatakan Letak TPS yang berada di trotoar sangat menganggu dan seringkali tercium bau yang menyengat. Ia juga mengharapkan bahwa hal ini harus ditindak lanjuti oleh pihak universitas. “Seharusnya Unisba mempunyai TPS tersendiri, dan tentunya di tempat yang lebih tertutup,” ucapnya. (Fadil dan Edgina/Jobs)