Salah seorang petugas polisi wanita (Polwan) sedang mengatur lalu lintas di Perempatan Cileunyi, Bandung. Tingkat kecelekaan tahun ini menurun dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai empat kejadian di jalur Selatan Bandung. (Agam/SM)
Suaramahasiswa.info, Cilenyi – Puncak arus balik jatuh pada H+4, yakni pada hari Minggu (10/7) lalu. Banyaknya masyarakat yang memulai beraktifitas bekerja hari Senin (11/7), membuat mayoritas pemudik mengambil waktu pulang kembali pada sehari sebelumnya. Para petugas pengamanan mudik, yang dinamakan dengan Operasi Ramadania 2016, telah berjaga-jaga di sepanjang jalur untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Operasi Ramadania 2016 sendiri setidaknya sudah mempersiapkan 1254 personil yang disiagakan di Jalur Selatan, yang mencakup dari Cileunyi hingga Nagreg. Tak hanya itu, untuk memberikan kenyamanan kepada para pemudik, petugas pun telah disebar di berbagai titik rawan kemacetan dan rawan kecelakaan.
“Dalam operasi mudik tahun ini, kami mendirikan 29 pos pengamanan, dua pos pelayanan, satu posko terpadu, serta posko utama. Hal itu bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan para pemudik,” ujar Kepala bagian Operasi Polres Bandung, Eko Munaryanto.
Dalam memulai operasi, range waktu yang diambil H-6 hingga H+9. Hasil analisa data Operasi Ramadania 2016 mencatat, ada penurunan tingkat kendaraan yang melintasi Tol Cileunyi sebesar 6,49 persen dibandingkan dengan tahun lalu. “Saat arus mudik kemarin, kendaraan yang melintas Tol Cileunyi mengalami penurunan. Tapi saat arus balik, mengalami peningkatan sebesar 14,07 persen,” ungkapnya.
Volume kendaraan yang melintasi jalur Nagreg dan Cileunyi sendiri mengalami peningkatan. Menurut Kompol Eko Munaryanto, tercatat 3,01 persen tingkat kendaraan yang berasal dari arah Bandung. Namun, saat arus balik kemarin, terjadi peningkatan yang sangat signifikan, sebesar 46,46 persen dari arah barat, yakni Garut, Tasikmalaya, dan yang lainnya.
Operasi Ramadania 2016 diklaim menuai sukses oleh Kompol Eko, salah satu dari empat indikator yang ingin dicapai. Pencapaian tersebut adalah penurunan tingkat kecelakaan yang menjad target operasi. Tahun lalu, telah terjadi empat kejadian kecelakaan yang menewaskan empat orang dan dua luka berat.
Sementara tahun ini, terjadi satu kejadian kecelakaan dengan satu orang mengalami luka berat dan kerugian materil sekitar satu juta rupiah. “Alhamdulillah, operasi tahun ini telah mengalami penurunan dalam angka kecelakaan sebesar 75 persen. Namun, angka kriminalitas meningkat 13 persen dibandingkan dengan tahun lalu,” ucapnya.
Penurunannya tingkat kecelakaan bukan semata-mata karena petugas kepolisian. Kesiapan para pemudik dan kendaraan yang membantu pencapaian tersebut. Kompol Eko pun menerangkan target operasi ini telah disiapkan secara matang-matang, baik personil dan pengamanan di titik rawan kecelakaan dan kemacetan. Selain itu, memasang spanduk himbauan di titik rawan kecelakaan agar para pemudik tetap berhati-hati dan mensosialisasikan kepada masyarakat, baik elektronik maupun cetak.
Kompol Eko Munarianto pun memberikan himbauan kepada pemudik, baik yang kembali ke rumah maupun yang beraktifitas bekerja. Ia menjelaskan bahwa ada ‘tri siap’. Siap yang pertama adalah kendaraan, seperti kesehatan mesin, ban, hingga surat-surat kendaraan. Lalu yang kedua siap kondisi fisik, yakni kesehatan fisik dalam mengendarai kendaraan. Dan yang ketiga siap mentaati peraturan yang ada. “Bagi para pemudik yang mengantuk, segera beristirahat di tempat yang telah disediakan oleh Polres Bandung dan selalu mentaati peraturan petugas,” tutupnya. (Agam/SM)