
Seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba Faishal Azka, bermain game Mobile Legend (ML) di tempat tinggalnya saat malam hari pada Senin (12/2/2018). Faisal mengaku bermain game ML saat waktu luang dapat mengurangi rasa bosannya di ruang perkuliahan.
Di saat pikiran mahasiswa dipenuhi dengan kegiatan perkuliahan yang membosankan, pastinya seseorang membutuhkan sedikit hiburan, misalnya bermain game. Salah satu jenis game yang paling digemari saat ini adalah game berjenis Multiplayer Online Battle Arena (MOBA). Game berjenis MOBA akhirnya hadir dalam smartphone, salah satunya yaitu Mobile Legend atau biasa disebut ML.
Mobile Legend (ML) merupakan game yang mengutamakan kerjasama tim untuk memenangkan permainan. Setiap tim beranggotakan lima pemain pastinya memiliki karakter juga jenis yang beraneka ragam. Kali ini, Suara Mahasiswa akan membahas tentang beragam jenis pemain Mobile Legend pada mahasiswa Unisba dan berikut ulasannya.
- Gampang AFK (Away From Keyboard)
Pemain jenis ini pastinya sangat menjadi beban bagi timnya. Bagaimana tidak, ketika pertandingan sedang berlangsung menegangkan, ada salah satu teman tim yang pergi AFK. Akibatnya pemain tersebut tiba-tiba diam, lag, atau dimainkan otomatis oleh sistem, sehingga menjadi sasaran ‘empuk’ bagi tim musuh. Ada beberapa faktor ketika pemain tiba-tiba pergi AFK seperti jaringan memburuk, kuota internet habis, dosen atau guru tiba-tiba masuk kelas ketika sedang bermain, dan kecewa dengan timnya yang bermain buruk.
Seperti yang dialami oleh Ryan Rizki ketika dirinya sedang bermain game ini. Ketika ditengah pertandingan, ia mendapat panggilan masuk yang berakhir AFK. “Pernah AFK, kalo ada orang penting yang nelpon,” ujarnya.
- Terlalu sering farming
Ketika pertandingan sedang berlangsung, pemain ini hanya fokus untuk membunuh monster hutan atau buff untuk meningkatkan level. Di saat salah satu teman timnya jadi bulan-bulanan musuh, pemain ini tetap fokus membunuh buff dan membiarkan temannya mati. Pemain ini seringkali membuat kesal timnya ketika permainannya yang buruk, dan jarang pula yang memakluminya ketika permainannya bagus dan membuat tim memenangkan permainan.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, Faishal Azka memberi alasan ketika ia sering farming. Ia beranggapan jika sering farming akan cepat menaikkan level permainan. “Fokus farming karena biar cepet naik level, sama biar mudah juga ke timnya buat menang,” jelasnya.
- Bawel minta ampun
Sebelum pertandingan berlangsung biasanya para pemain memilih hero favoritnya. Ketika seluruh pemain telah memilih heronya, biasanya pemain jenis ini sering ‘ngomel’ pesimis terhadap timnya karena hero yang dipilih meragukan. Tidak hanya itu, ketika pertandingan berlangsung, pemain ini terus saja mengeluarkan kata-kata kasar kepada timnya karena dirasa bermain dengan buruk. Pemain jenis ini tentunya sangat menjengkelkan bagi timnya. Ketika seluruh pemain fokus dengan pertandingan, jenis ini malah mengomentari permainan timnya dan membuyarkan yang dilakukan timnya, bahkan berujung kekalahan.
Salah seorang pemain bertipe ini Fajar Adityansyah, membeberkan alasan mengapa ia bermain seperti itu. Menurutnya, ia sering gereget ketika timnya bermain buruk dan tidak kompak. Pasalnya, emosi suka meningkat jika mendapat tim yang lemah di tambah dengan musuh yang jago.
- Bijaksana
Pemain jenis ini terbilang cukup sabar, karena ketika timnya dalam posisi sulit untuk menang atau pertandingan berjalan dengan sengit, pemain ini justru kalem dan mengirim komentar “Good Game” kepada semua pemain. Tidak jarang pula ketika pertandingan berlangsung, pemain ini mengarahkan strategi permainan dan membantu salah satu timnya yang sedang kesulitan melawan musuh. Pemain jenis ini tentunya memberikan energi positif terhadap timnya, sehingga termotivasi untuk memenangkan dalam bertanding. Hal ini diterapkan oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Waiss yang mengaku jika dirinya fokus melawan musuh untuk mendominasi permainan agar timnya menang.
- Egois
Sifat egois dalam bermain game ini merupakan salah satu faktor kekalahan tim. Bagaimana tidak, ketika sedang pemilihan hero, pemain ini tidak mengenal komposisi tim yang ideal dalam suatu pertandingan. Ia hanya memilih hero yang ia suka dan membiarkan teman timnya yang mengganti heronya. Ketika pertandingan sedang berlangsung, pemain ini sibuk dengan permainannya. Ketika salah satu teman timnya sedang kesulitan melawan musuh, ia lebih memilih menyelamatkan dirinya dan membiarkan temannya mati begitu saja.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Yassin, menanggapi gaya bermainya yang egois. Ia menjelaskan bahwa maksud dari gaya bermain egois ada hubungannya dengan pemain nomor dua yaitu sering farming. “Kalau egois masuknya ke sering farming, biar cepet jadi aja sih,” belanya.
Beragam tipe permainan dari mahasiswa dalam bermain game ML dari gampang AFK sampai dengan egois. Nah, itulah jenis-jenis pemain ML yang bisa mewakili di antara banyaknya pemain. Di antara jenis-jenis tersebut, mana kah yang paling mewakili gaya bermainmu atau temanmu? (Ifsan/Job)